Suara.com - Tindakan anarki mewarnai demo mahasiswa di Cianjur, Jawa Barat pada Kamis (15/8/2019).
Aksi unjuk rasa itu berlangsung tepatnya di depan Pendopo Kabupaten Cianjur, di Kelurahan Pamoyanan, Cianjur.
Demo itu kini tengah menjadi pergunjingan karena aksi massa yang begitu anarkis, sampai memakan korban luka sebanyak empat orang, yang merupakan anggota kepolisian. Berikut lima faktanya yang dihimpun SUARA.com:
1. Pemicu unjuk rasa
Kabidhumas Polda Jawa Barat Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, massa demo adalah gabungan mahasiswa yang dinamai OKP Cipayung Plus.
Menurut Truno, OKP Cipayung Plus terdiri dari sejumlah organisasi mahasiswa, di antaranya DPC GMNI Cianjur, PC PMII Cianjur, HMI Cianjur, HIMAT, CIF dan lainnya.
Mereka menyuarakan penolakan terhadap kinerja Plt Bupati Cianjur Herman Suherman.
"Demo itu terkait dengan adanya mengemukakan pendapat dengan tujuan ke kantor DPRD. Di mana mahasiswa menyuarakan keadilan dan kebenaran, kemudian evaluasi pengangguran, sempitnya pekerjaan dan kurangnya sarana pendidikan masyarakat Cianjur," kata Truno.
2. Asal api
Baca Juga: Polisi Terbakar di Cianjur Alami Luka Bakar 64%, Ketahui Gejalanya
Aksi damai gabungan aliansi mahasiswa se-Cianjur itu berujung dengan pembakaran ban bekas.
Sejumlah anggota kepolisian yang sejak pagi mengawal aksi lantas berusaha menghalangi dan memadamkan ban bekas yang mulai menyala.
Namun, seseorang tiba-tiba melemparkan bensin, sehingga polisi yang terkena percikannya seketika tersambar api.
"Upaya pemadaman tersebut diwarnai dengan pelemparan bensin yang mengakibatkan anggota kepolisian terbakar. Sehingga kami akan mendalami hal tersebut," ungkap Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi.
3. Kondisi polisi yang terbakar
Tiga polisi mengalami luka bakar di atas 20 dan 40 persen, lalu akan dirujuk ke Bandung.