Tanah Lokasi Bom Bali Resmi Dijual untuk Taman Perdamaian

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 15 Februari 2022 | 11:55 WIB
Tanah Lokasi Bom Bali Resmi Dijual untuk Taman Perdamaian
Warga berdoa saat peringatan 19 tahun tragedi bom Bali di Monumen Bom Bali, Badung, Bali, Selasa (12/10/2021). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dorongan bagi Pemerintah Australia untuk membeli tanah

Hingga saat ini, masih belum jelas apakah PM Australia akan menepati tawarannya mendanai pembelian tanah seluruhnya atauhanya jaminan pembelian tanah sebesar 45 miliar rupiah.

Perdana Menteri Australia sebelumnya, Julia Gillard dan Kevin Rudd, pernah menawarkan pendanaan sehargaA$450,000 (Rp4 miliar), namun tidak diketahui apakah tawaranini masih berlaku.

Partai oposisi Australia mendorong pemerintah untuk mengalokasikan "danaanggaran secukupnya" dan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia serta pemangku kepentingan lainnya untuk membangun taman perdamaian tersebut sebelum peringatan 20 tahun.

Anggota partai buruh Luke Gosling mengatakan 88 warga Australia yang meninggal "dan mereka yang tidak terdata dalam peristiwa Bom Bali 2002 tidak boleh dilupakan".

"Peristiwa bom ini sangat mengenaskan," ujar Luke.

"Australia dan Indonesia punya sejarah panjang bersama dan pembangunan Taman Perdamaian Bali di Sari Club ini termasuk dalam kepentingan negara."

Juru bicara Departemen Luar Negeri Australia mengatakan pemerintah mendukung rencana untuk membangun taman perdamaian dan telah berhubungan dengan BPPA.

"BPPA mengatakan pada Pemerintah Australia bahwa asosiasi tersebut kini secara resmi sudah tutup," ujar juru bicara tersebut.

"BPPA telah mengurungkan niatnya untuk membeli tanah karena negosiasi yang tidak berujung dan telah menyatakan bahwa dana dari Pemerintah Australia tidak lagi dibutuhkan."

Baca Juga: Cerita Hermawan Sulistyo di Malam Bom Bali Meledak, Saat Itu Polisi Belum Punya Pengalaman

Pemilik tanah bantah tuduhan 'tamak'

Akhir tahun lalu, BPPA akhirnya berhenti berkomunikasi dengan pemilik tanah setelah bertahun-tahun bernegosiasi.

Mereka menuduh pemilik menjual dengan harga "yang tidak masuk akal", yakni miliaran dolar, dan lebih mahal dari harga pasaran yang sebenarnya.

"

"Kami tidak siap membayar harga lebih dari yang sudah kami tawar," ujar Keith Pearce, anggota BPPA yang anaknya selamat dalam peristiwa Bom Bali.

"

Tujuh teman Keith dalam Klub Sepak bola Kingsley meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI