Thailand Perketat Kepemilikan Senjata dan Penumpasan Narkoba

SiswantoABC Suara.Com
Rabu, 12 Oktober 2022 | 10:00 WIB
Thailand Perketat Kepemilikan Senjata dan Penumpasan Narkoba
Keluarga dan kerabat berdoa di depan peti mati korban penembakan massal selama upacara kremasi di Na Klang, Provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand, Selasa (11/10/2022). [Lillian SUWANRUMPHA / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha telah memerintahkan lembaga penegak hukum untuk memperketat aturan kepemilikan senjata dan tindakan keras terhadap penggunaan narkoba menyusul pembunuhan massal oleh seorang mantan polisi di sebuah pusat penitipan anak yang mengguncang negara itu.

Peringatan: Detil dalam cerita ini mungkin membuat pembaca merasa tidak nyaman.

Sebanyak 36 orang, termasuk di antaranya 24 anak-anak, tewas saat pria itu mengamuk dengan pisau dan pistol di tangannya, sebelum ia kemudian bunuh diri di Uthai Sawan, sebuah kota 500 kilometer di timur laut Bangkok.

Ini menjadi salah satu peristiwa dengan jumlah korban tewas anak terbanyak oleh seorang pembunuh tunggal dalam sejarah.

Prayuth telah menginstruksikan pihak berwenang untuk secara proaktif mencari dan menguji penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan pejabat dan masyarakat, dan meningkatkan pengobatan bagi para pecandu, kata juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri dalam sebuah pernyataan.

Perdana Menteri telah memerintahkan untuk mencabut lisensi senjata dari pemilik yang dilaporkan berperilaku "mengancam masyarakat" dan "menciptakan kekacauan atau menyebabkan kerusuhan", kata Anucha, di samping tindakan keras terhadap penjualan senjata ilegal, penyelundupan senjata, dan penggunaan senjata api ilegal.

Pihak berwenang Thailand juga berencana untuk menarik senjata dari pejabat dan petugas polisi yang menyalahgunakan senjata api mereka atau berperilaku agresif saat bertugas.

Pemeriksaan kesehatan mental secara teratur akan diperlukan bagi pemohon dan pemegang lisensi senjata, kata Kepala Polisi Jenderal Polisi Damrongsak Kittprapas kepada wartawan.

Kremasi untuk korban

Berita mengenai kontrol senjata itu muncul ketika tungku darurat yang terbuat dari batu bata tanah liat tengah dibangun di halaman kuil Buddha di Uthai Sawan, sebelum kremasi anak-anak korban pembantaian akan dilakukan malam harinya.

Phra Kru Adisal Kijjanuwat, kepala biara dari kuil Rat Samakee, sekitar tiga kilometer dari lokasi mengatakan 19 korban akan dikremasi dalam upacara kelompok pada hari Selasa ini (11/10), sekaligus mengakhiri tiga hari upacara perkabungan untuk keluarga.

Baca Juga: Rumah Tempat Penitipan Anak di Thailand Berduka, 37 Orang Meninggal Serta 2 Jurnalis CNN Dideportasi Meliput Tanpa Izin

Dia mengatakan jenazah-jenazah itu akan dikremasi pada saat yang sama di atas tungku pembakaran terbuka berbahan bakar arang untuk menghindari keluarga dari keharusan menunggu berjam-jam untuk menyelesaikan upacara secara berturut-turut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI