
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam meratakan kualitas pendidikan tinggi di luar Pulau Jawa dan wilayah terpencil lainnya.
Dampak Terhadap Perguruan Tinggi
Banyak kampus di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang selama ini menantikan kehadiran dosen baru untuk meningkatkan kualitas akademik, kini kembali menghadapi kekosongan tenaga pengajar.
Apabila dibiarkan, hal ini akan memperburuk rasio dosen terhadap mahasiswa yang sudah tidak ideal di beberapa perguruan tinggi.
Misalnya, Laporan Evaluasi Pendidikan Tinggi 2023 dari Kementerian Dikti menunjukkan bahwa sekitar 32 persen perguruan tinggi negeri di luar Jawa memiliki rasio dosen-mahasiswa di atas 1:50, jauh dari standar ideal rasio 1:30.
Rini menyampaikan bahwa pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan meminta Kementerian Diktisaintek ikut menyelidiki penyebab pengunduran diri tersebut.
Hal ini penting agar pemerintah tidak hanya bersikap reaktif, tapi juga bisa mendesain ulang sistem rekrutmen yang lebih adaptif, informatif, dan manusiawi.
Sementara di sisi lain, pemerintah perlu mulai menerapkan sistem matching antara minat peserta dan kebutuhan kampus, atau mempertimbangkan model afirmasi dan insentif seperti tunjangan khusus wilayah terpencil dan kemudahan mutasi setelah masa kerja minimal.
Sebelumnya beredar informasi bahwa sebanyak 714 orang mengundurkan diri dari CPNS dosen Kementerian Dikti Saintek 2024.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Pemicu Dosen ASN Demo Soal Tukin: Nominalnya Lebih Tinggi dari Tunjangan Profesi
Rinciannya, yaitu sebanyak 653 peserta mengundurkan diri dan 61 peserta yang dianggap mengundurkan diri karena tidak mengisi riwayat hidup.
Informasi itu tersebar di media sosial, salah satunya dibagikan akun X @ardis******** pada Senin (14/4/2025).