
Dia menambahkan bahwa assement tersebut turut melibatkan psikolog dan pemerhati anak. Kendati tujuan dari pelatihan itu untuk menumbuhkan sikap disiplin dan integritas pada anak, Siska menyampaikan kalau Pemprov Jabar juga tetap menelusuri penyebab siswa melakukan tindakan bermasalah.
"Kami juga ingin tahu, apa sih latar belakang perilaku menyimpang anak itu," ujarnya.
Data Pemprov Jabar per Rabu (7/5) pukul 21.00 WIB, tercatat sudah ada 272 siswa yang jalani pelatihan tersebut. Para siswa itu berasal dari 106 SMA maupun SMK dari berbagai daerah. Siska menyampaikan kalau pelatihan itu sebenarnya dikhususkan bagi siswa menengah ke atas.
Namun, khusus daerah Purwakarta, Cianjur, dan Sumedang, ada beberapa siswa SMP yang juga turut diberi pelatihan militer tersebut.
"Jadi itu di kabupaten karena kalau (pemerintah) kabupaten bisa sampai dengan SMP. Dan tadi harus ada syarat untuk masukin anak bela negara ini juga harus ada konsen dari orang tua. Beberapa malah orang tua ingin menyerahkan karena mereka sudah tidak mampu lagi mengendalikan perilaku anaknya," kata Siska.