Suara.com - Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) menanggapi soal polemik di tengah masyarakat tentang konsep rumah mungil dengan ukuran 14 meter persegi.
Polemik tersebut mencuat lantaran banyak masyarakat yang menganggap hunian tersebut terlalu sempit sebagai tempat tinggal yang layak.
Direktur Jenderal Perumahan Perkotaan, Sri Haryati, mengatakan perdebatan yang ada di tengah masyarakat merupakan uji publik.
Ia menegaskan jika regulasi mengenai rumah bersubsidi ini belum ditetapkan, sehingga masukan dari masyarakat akan menjadi bahan pertimbangan utama dalam penyempurnaan kebijakan.
“Artinya, perdebatan di ruang media dan sosial media itu kami sikapi dengan sangat positif,” ujar Sri di Plaza Semanggi, Senin (16/6/2025).
Saat ini, lanjut Sri, pemerintah justru sangat terbantu dengan munculnya berbagai pendapat dan kritik dari publik.
Salah satu contoh yang bakal dipertimbangkan dari usulan publik yakni tidak adanya ruang untuk beribadah dalam rumah tersebut.
“Kemarin ada masukannya yang bagus nih, 'Bu, ini buat sajadah, salat gimana?' Nah, dari situ kami pikir oke, berarti ada hal yang harus disesuaikan,” ucapnya.
Uji publik terhadap rancangan aturan ini, lanjut Sri, juga terus berjalan dengan memperhatikan aspirasi berbagai pihak.
Baca Juga: Ukuran Rumah Subsidi Dipangkas: Mimpi Punya Rumah Layak Huni Pupus?
Kementerian PKP berkomitmen untuk memastikan hasil akhir regulasi nanti mencerminkan kebutuhan dan kenyamanan masyarakat.
“Ini sangat-sangat kita perhatikan masukan-masukannya, sampai nanti di akhir kita akan sampai di titik kesepakatan bersama,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Republik Indonesia bersama Lippo Group baru-baru ini memamerkan prototipe rumah subsidi dengan ukuran supermini yang langsung mencuri perhatian publik.
Mock-up rumah subsidi ini ditampilkan di Plaza Semanggi, Jakarta, dan mendadak viral usai seorang reviewer rumah membagikan ulasannya lewat media sosial dengan gaya jenaka, mengundang gelak tawa sekaligus kritik pedas netizen.

Rumah subsidi tersebut hadir dalam dua tipe. Tipe pertama memiliki satu kamar tidur, dengan luas tanah hanya 25 meter persegi (2,6 x 9,6 meter) dan luas bangunan 14 meter persegi.
Sementara tipe kedua memiliki dua kamar tidur, luas tanah 26,3 meter persegi (2,6 x 10,1 meter), dan luas bangunan 23,4 meter persegi. Meski mungil, rumah ini diklaim sebagai solusi perumahan terjangkau bagi masyarakat perkotaan.
Video review dari akun @biasalahanakmuda menjadi salah satu pemicu viralnya rumah ini. Dalam videonya, sang reviewer menyajikan ulasan kocak yang menggambarkan keterbatasan ruang dan tata letak rumah.
“Review produk pemerintah rumah subsi-die ya. Yang kecil dulu kita masuk disambut keran. Alhamdulillah bukan yang 'jahanam',” ujarnya di awal video seperti Suara.com pada Minggu (15/6/2025).
Saat menjelajahi bagian dalam, ia menyindir keberadaan ruang keluarga yang sangat kecil. “Masuk juga disambut ruang keluarga, TV-nya dimana ya? Oh di atas kulkas. Ini baru,” tambahnya sambil tertawa.
Dapur kecil yang tersedia pun tak luput dari sorotan.
“Nah ini di dapur kecil ini bisa kita menggoreng isu. Ini apel asli nih. Ya iyalah yang palsu cuma apa? Ijasah,” celetuknya, memancing gelak tawa penonton. Bahkan soal kamar mandi pun dikomentari, “Kalau mencret ya serumah modyar juga sih.”
Tipe dua kamar, meskipun sedikit lebih besar, tetap dianggap tidak cukup memenuhi kebutuhan dasar ruang.
“Tetap aja bingung sih, kalau naro galon dimana. TV-nya di belakang pintu dan lebih absurd, kenapa gak di kamar aja sih?” katanya.
Yang paling menjadi sorotan adalah kurangnya ventilasi dan pencahayaan alami.
“Yang paling bikin sesek tuh ini gak ada penghawaan sama pencahayaan alami ya. Ruang makan bisa buat ruang keluarga juga, yang namanya dwifungsi,” tambahnya.