Suara.com - Menteri Kesehatan Iran, Mohammadreza Zafarghandi, menyebut Israel menyerang fasilitas kesehatan selama konflik yang berlangsung beberapa hari terakhir, demikian laporan dari kantor berita Fars dikutip oleh Aljazeera.
Setidaknya tiga rumah sakit di Iran menjadi sasaran serangan dan menyebabkan tewasnya dua tenaga medis serta seorang anak. Selain itu, enam unit ambulans juga dilaporkan ikut menjadi target.
Sementara itu, media resmi Iran, Nour News, pada hari Sabtu, 21 Juni 2025 merilis nama-nama 15 anggota militer Iran, termasuk personel pertahanan udara, yang dikabarkan gugur dalam bentrokan dengan Israel.
Di sisi lain, otoritas Israel melaporkan bahwa sebanyak 24 warga sipil di negara itu menjadi korban tewas akibat serangan rudal yang diluncurkan oleh Iran.
Ketegangan antara kedua negara semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir, dengan masing-masing pihak saling melaporkan korban jiwa dari serangan militer yang dilakukan.
Situasi ini memicu keprihatinan komunitas internasional terkait meningkatnya eskalasi dan dampaknya terhadap warga sipil dan infrastruktur kemanusiaan.
Israel Klaim Tewaskan Komandan Garda Revolusi Iran
Militer Israel kembali mengklaim keberhasilan dalam serangkaian serangan terhadap tokoh penting Garda Revolusi Iran (IRGC).
Kali ini, seorang komandan senior dari Pasukan Quds—unit operasi luar negeri IRGC—dilaporkan tewas dalam serangan udara di wilayah Qom, Iran.
Baca Juga: Serangan Iran Bikin Liga Israel Ambruk: Pemain Frustasi Musim 2025/2026 Terancam Batal
Tak berselang lama, militer Israel juga mengumumkan bahwa mereka berhasil menewaskan seorang komandan IRGC lainnya yang diidentifikasi sebagai Benham Shariyari.
Ia dilaporkan tewas akibat serangan terhadap kendaraan yang ditumpanginya di ibu kota Teheran pada malam hari.
Menurut pernyataan resmi militer Israel, Shariyari memiliki peran penting dalam distribusi senjata dari pemerintah Iran ke berbagai kelompok proksi di kawasan Timur Tengah.
Ia disebut bertanggung jawab atas pengiriman rudal dan roket kepada kelompok seperti Hizbullah di Lebanon, Hamas di Jalur Gaza, dan Houthi di Yaman—semuanya merupakan kelompok yang dikenal bermusuhan dengan Israel.
Namun hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Garda Revolusi Iran yang mengonfirmasi kematian dua komandannya tersebut.
Pasukan Quds dikenal sebagai kekuatan elite Iran yang aktif membangun jaringan perlawanan di kawasan Arab melalui kelompok-kelompok yang disebut sebagai "Poros Perlawanan."