3 Operasi dan Trauma Mendalam, Menteri PPPA Pantau Langsung Pemulihan Anak Korban Kekerasan

Minggu, 06 Juli 2025 | 09:46 WIB
3 Operasi dan Trauma Mendalam, Menteri PPPA Pantau Langsung Pemulihan Anak Korban Kekerasan
Menteri PPPA Arifah Fauzi menengok kondisi anak korban kekerasan ayah kandungnya yang dibuang di Pasar Kebayoran Baru, Jaksel. (Foto dok. Kemen PPPA)

Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, kembali menjenguk M (7 tahun), anak korban kekerasan ekstrem oleh ayah kandungnya sendiri.

Bocah ini sebelumnya ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di lorong Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Hingga kini, M masih dirawat intensif di RS Polri Kramat Jati. Namun, kondisinya berangsur membaik.

Arifah menyebut, anak tersebut sudah bisa berinteraksi dengan tenaga medis dan menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

"Anak korban sudah dipindahkan ke ruang rawat inap dan kini mulai bisa tersenyum serta berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Saya memberikan semangat agar ia terus kuat menjalani proses pemulihan," ujar Arifah dalam keterangannya, Minggu (6/7/2025).

Anak malang ini sebelumnya harus menjalani tiga jenis operasi yang meliputi bedah ortopedi, bedah mulut, dan bedah plastik.

Semua tindakan medis dilakukan untuk mengatasi luka fisik berat yang dideritanya akibat penyiksaan.

“Sekarang anak korban memasuki fase pemulihan pasca operasi. Fokus kami saat ini juga pada peningkatan gizi dan nutrisi untuk memperbaiki kondisi fisiknya,” tambah Arifah.

Kementerian PPPA memastikan pendampingan terus dilakukan, baik secara medis maupun psikologis.

Baca Juga: Darurat Kekerasan! 13 Ribu Kasus Serang Perempuan dan Anak di 2025, Medsos Biang Kerok?

Selain itu, Dinas Sosial Jakarta Selatan dan Kementerian Sosial juga turut memberikan dukungan sosial terhadap korban.

Direktur RS Polri, Brigjen Prima Heru Yulihartono, menyatakan kondisi fisik anak sudah jauh lebih stabil.

Ia menyebut bahwa selama 25 hari perawatan, korban berhasil keluar dari ruang intensif dan menunjukkan peningkatan signifikan.

“Anak korban sudah kami rawat hampir sebulan. Berat badannya mulai naik dan secara fisik sudah jauh lebih baik,” jelas Prima.

Namun, tantangan selanjutnya adalah pemulihan trauma psikologis yang cukup dalam.

Prima menyebutkan bahwa korban mengalami patah pada rahang bawah, dan perawatan tahap berikutnya, yakni melepaskan kawat penyangga agar anak bisa berbicara dengan lebih lancar.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI