Suara.com - Penunjukan Ade Armando sebagai Komisaris di PT PLN Nusantara Power (PLN NP) menjadi sorotan publik setelah pernyataan lamanya yang menyebut Gibran Rakabuming Raka sebagai "wapres terbaik" kembali mencuat.
Banyak yang menilai pernyataan tersebut kini terasa relevan, mengingat jabatan barunya sebagai komisaris di anak usaha PT PLN (Persero) itu diumumkan tak lama setelah dia memberikan pujian terbuka kepada putra Presiden Joko Widodo tersebut.
Ade Armando mengonfirmasi sendiri pengangkatannya sebagai komisaris PLN Nusantara Power dan menyebutkan bahwa serah terima jabatan telah dilakukan pada Kamis, 3 Juli 2025.
Kabar tersebut awalnya tersebar melalui tangkapan layar dokumen hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang beredar luas di media sosial, sebelum kemudian dikonfirmasi oleh yang bersangkutan.
Penting untuk dicatat bahwa PLN Nusantara Power adalah entitas yang berbeda dari PT PLN (Persero) sebagai induk usaha.
PLN NP bergerak khusus di sektor pembangkitan tenaga listrik, dan menjadi salah satu anak perusahaan strategis yang mengelola pembangkit besar di berbagai wilayah Indonesia.
![Puji Gibran Panen Jabatan? Ade Armando Tuai Cibiran Usai Jadi Komisaris PLN. [X]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/08/36228-ade-armando-tuai-cibiran-usai-jadi-komisaris-pln.jpg)
Dalam jajaran dewan komisaris PLN Nusantara Power, Ade Armando bergabung bersama lima nama lainnya.
Mereka adalah Edi Srimulyanti sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen, serta Suharyono, M. Pradana Indraputra, Adam Muhammad, dan Muhammad Syafi'i sebagai komisaris.
Publik pun bereaksi keras atas penunjukan Ade Armando, yang dikenal sebagai akademisi, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan figur publik yang kerap memicu kontroversi di ruang media sosial maupun diskursus politik nasional.
Baca Juga: Penari Cilik Pacu Jalur Riau Mendunia! Gibran Sampai Ikut Joget, Kok Bisa Viral?
Tidak sedikit yang menilai bahwa pengangkatan ini mengandung unsur politis, terutama karena kedekatan retorika Ade dengan kekuasaan.
Salah satu pernyataan yang kembali ramai dibicarakan adalah ketika Ade memuji Gibran Rakabuming Raka dalam sebuah podcast.
Dalam tayangan Gaspol di kanal YouTube Kompas.com pada 19 Mei 2025, Ade mengatakan, "Dia sudah menunjukkan achievement dia selama ini."
Dia juga menegaskan bahwa Gibran adalah wakil presiden terbaik yang ada saat dalam sejarah kita.
Lebih lanjut, Ade Armando meminta masyarakat tidak menilai keberhasilan Gibran hanya karena faktor garis keturunan.
"Diangkatnya Gibran sebagai wapres jangan dilihat karena dia anak Jokowi sebagai dinasti," ucapnya dalam wawancara yang sama.
Menurutnya, Gibran memiliki kontribusi signifikan dalam kemenangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
"Gibran adalah faktor yang menaikkan suara Pak Prabowo," tegasnya.
Pernyataan tersebut kini ramai dikaitkan dengan posisinya sebagai komisaris BUMN.
Beberapa netzen menyindir bahwa jabatan itu bisa jadi merupakan "imbalan" dari loyalitas verbal yang ditunjukkan melalui pujian terhadap Gibran.
"Gue bilang juga apa. Bapak Gibran pantas dan kompeten sebagai wakil presiden (Bismillah, Dirut BUMN)," tulis netizen.
"Lumayan modal menjilat jadi komisaris. Nggak semua orang bisa," ujar netizen lain.
"Kira-kira saya harus puji apalagi ya wapres Gibran biar saya dapat jabatan. Boleh dong netizen kasih bocoran," komentar lainnya menimpali dengan nada menyindir.
"Sepertinya unt jadi komisaris BUMN tidak perlu punya pengalaman kelola perusahaan tapi cukup memuji Gibran saja," tulis pengguna media sosial lainnya.
![Gibran Rakabuming Raka [Youtube/Gibran Rakabuming Raka]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/26/17963-gibran-rakabuming-raka.jpg)
Tak hanya kritik soal kelayakan, perbincangan publik juga mengarah pada besarnya kompensasi finansial yang akan diterima oleh seorang komisaris di PLN NP.
Berdasarkan estimasi, Ade Armando akan memperoleh honorarium bulanan sekitar Rp106.920.000, tunjangan transportasi Rp21.384.000, tunjangan komunikasi sebesar Rp1.000.000, serta Tunjangan Hari Raya (THR) dan tantiem tahunan.
Dengan akumulasi berbagai komponen tersebut, penghasilan tahunan yang diterima bisa melampaui angka Rp2 miliar.
Kontributor : Chusnul Chotimah