Trauma Dengan Kejadian Nahas Benny Laos, Sherly Laos Sempat Tak Diizinkan Masuk Politik

Kamis, 10 Juli 2025 | 10:15 WIB
Trauma Dengan Kejadian Nahas Benny Laos, Sherly Laos Sempat Tak Diizinkan Masuk Politik
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda [Instagram s_tjo]

Suara.com - Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos selalu menjadi sorotan publik, karena etos kerjanya sebagai gubernur Perempuan.

Sherly bahkan menandai 100 hari masa kepemimpinannya dengan capaian konkret di berbagai bidang, Pendidikan, Kesehatan, Konektivitas dan Perlindungan Sosial.

Bukti kerja konkret ini membuat masyarakat Maluku Utara semakin mengakui bahwa Sherly adalah sosok pemimpin yang amanah.

Di balik kakinya yang kini terlihat berdiri tegak, Sherly rupanya harus melalui fase yang sulit, terutama saat memutuskan harus menggantikan posisi almarhum suaminya, Benny Laos.

“Ketika kejadian 12 Oktober itu, pilihannya adalah akan diskualifikasi jika tidak ada penggantinya dalam 7 hari,” ujar Sherly, dikutip dari youtube Kementerian Hukum RI, Rabu (9/7/25).

Sosok pendukung yang memberi semangat luar biasa rupanya adalah putra pertamanya, Edward.

“Saya kemudian bertanya ke anak saya yang paling gede, Edward, menurut dia saya harus maju, karena waktu itu dia juga ikut papinya turun untuk kampanye, melihat keadaan di lapangan,” cerita Sherly.

“Saya juga menolak untuk kalah, dan saya melihat langsung kehidupan di pulau-pulau itu, bagaimana ibu-ibu mau melahirkan, meninggal karena fasilitas yang kurang, saya merasa saya bisa membuat kehidupan mereka lebih baik,” tambahnya.

Sherly mengakui jika selama ini dirinya sebagai supporter terbaik untuk sang mendiang.

Baca Juga: Sekolah Swasta Gratis di Jakarta Tahun Ini? Gubernur Tunggu Perpres Prabowo

Apapun yang di cita-citakan suami, Sherly selalu mendukungnya.

Di balik tekad kuatnya mengabulkan cita-cita mendiang suaminya, Sherly hanya bisa berdoa agar selalu diberikan kekuatan.

“Selama ini saya tidak punya karier, saya ibu rumah tangga, saya mendukung apapun cita-cita suami, apapun mimpi suami. Nah ketika suami tidak ada, saya kehilangan tujuan, saya menjadikan cita-cita almarhum sebagai tujuan jangka pendek saat ini,” ucapnya.

“Saya cuman bisa berdoa setiap hari, anak-anak juga mendampingi saya, saudara saya, saudara almarhum semua mendampingi saya,” sambungnya.

Sherly mengakui jika pilihannya untuk terjun ke dunia politik ini sempat dicegah oleh beberapa temannya.

Bahkan, ibu kandungnya pun tidak setuju, lantaran menganggap dunia politik yang telah merenggut nyawa almarhum Benny terlalu menyeramkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI