Terungkap! Akhir Tragis Diplomat Arya Daru: Bukan Pembunuhan, Tapi...

Selasa, 29 Juli 2025 | 17:06 WIB
Terungkap! Akhir Tragis Diplomat Arya Daru: Bukan Pembunuhan, Tapi...
Staf Kemlu Arya Daru Pangayunan. [istimewa]

Suara.com - Misteri yang menyelimuti kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Arya Daru Pangayunan (39), akhirnya terkuak.

Polda Metro Jaya, melalui serangkaian penyelidikan ilmiah dan kolaboratif, menyimpulkan bahwa Arya meninggal dunia akibat tindakan bunuh diri, bukan pembunuhan.

Kesimpulan ini didasarkan pada temuan bukti-bukti krusial yang saling menguatkan, mulai dari sidik jari, DNA, jejak digital, hingga analisis mendalam dari psikologi forensik.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, dalam konferensi pers pada Selasa (29/7/2025), menjelaskan bahwa penyelidikan dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai tim ahli.

"Penyidik 103 jenis barang bukti, kami bagi menjadi beberapa klister, penyidik mengamankan barang bukti di kantor korban, kemudian penyidik mengamankan barang bukti di kos korban, kemudian barang bukti dari keluarga dan saksi korban yang lain," ujar Kombes Wira.

Sidik Jari dan DNA di Lakban Milik Korban Sendiri

Tim INAFIS gabungan yang terdiri dari Mabes Polri hingga Polda Metro Jaya mendatangi lokasi penemuan jenazah Arya Daru Pangayunan di sebuah kosan di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 9 Juli 2025. (Suara.com/Yaumal)
Tim INAFIS gabungan yang terdiri dari Mabes Polri hingga Polda Metro Jaya mendatangi lokasi penemuan jenazah Arya Daru Pangayunan di sebuah kosan di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 9 Juli 2025. (Suara.com/Yaumal)

Fakta paling signifikan datang dari lakban kuning yang melilit wajah korban saat ditemukan tewas. Tim Pusat Identifikasi (Pusident) Bareskrim Polri berhasil menemukan sidik jari pada lakban tersebut yang identik dengan milik Arya Daru.

"Dari beberapa barang bukti yang diamankan rekan kita, kami melakukan pengembangan, sidik jari dari lakban yang digunakan untuk melilit korban ADP, diteliti sesuai kaedah keilmuan, kimia basa, kristal violet, ada beberapa sidik jari yang sesuai kaedah dan karakteristik yang ada, hasil pengembangan memenuhi kriteria 12 titik yang sama, jadi hasil dari tim identifikasi di lakban sidik jari dari sdr ADP," jelas perwakilan Pusident.

Temuan ini diperkuat oleh hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri yang tidak menemukan adanya DNA orang lain di lokasi kejadian maupun pada barang bukti. Satu-satunya DNA yang teridentifikasi pada sisa lakban adalah milik korban.

Baca Juga: Breaking News! Polisi Tak Temukan Bercak Darah dan Sperma di Kamar Diplomat Arya Daru

"Dari hasil penemuan barang bukti di TKP, tidak menemukan bercak darah, maupun sperma dan material dari orang lain. Ada 13 item yang kami periksa, hanya 1 yang menarik, yaitu sisa lakban bonggol itu ada DNA dari korban ADP," ungkap tim Puslabfor.

Jejak Digital Ungkap Niatan Bunuh Diri Sejak Lama

Rekaman CCTV Arya Daru di rooftop lantai 12 Kemlu
Rekaman CCTV Arya Daru di rooftop lantai 12 Kemlu

Penyelidikan tim Digital Forensik semakin memperjelas latar belakang psikologis yang dialami Arya. Dari 14 barang bukti digital yang diperiksa, riwayat email korban menunjukkan adanya keinginan untuk mengakhiri hidup.

"Ada pengiriman email dikirim ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan orang putus asa atau menyebabkan bunuh diri, kami menemukan 2 segmen 2013. Ada keinginan untuk bunuh diri. 2021 ada 9 segmen intinya sama, ada niatan lebih kuat atau problem yang niatan untuk bunuh diri," papar tim Digital Forensik.

Sementara itu, hasil pemeriksaan toksikologi forensik juga menepis dugaan adanya unsur racun atau narkoba. Hanya ditemukan kandungan paracetamol dan CTM, obat flu biasa, yang menandakan adanya paparan obat sebelum kematian.

Tekanan Psikologis Pekerja Kemanusiaan

Arya Daru Pangayunan (Instagram)
Arya Daru Pangayunan (Instagram)

Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor), Nathanael D. J. Sumampouw, memberikan gambaran mendalam mengenai kondisi kejiwaan Arya. Menurutnya, Arya adalah pribadi yang positif namun kesulitan mengekspresikan emosi negatifnya.

"Almarhum mengalami kesulitan mengespresikan emosi negatif. almarhum berupaya tidak menunjukan ke siapapun," kata Nathanael.

Tekanan pekerjaan sebagai diplomat yang bertugas melindungi WNI di luar negeri diduga menjadi salah satu faktor pemicu. Pekerjaan mulia tersebut menuntut empati tinggi dan membuat Arya terus-menerus terpapar dengan situasi psikologis yang kompleks dan berat.

"Almarhum adalah pekerja kemanusiaan, sebagai pelindung, pendengar dan penyelamat bagi WNI yang ada di luar negeri. Tentu butuh empati yang tinggi. Ini berdampak negatif karena terpapar dengan sikologis yang kompleks," tambahnya.

Dengan serangkaian bukti ini, polisi menutup spekulasi adanya tindak pidana dalam kasus ini. Barang-barang bukti lain yang sempat disita, seperti kondom dan pelumas, tidak ditemukan keterkaitannya dengan penyebab utama kematian Arya Daru Pangayunan.

CATATAN: Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Jika Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI