Profil Irvian Bobby: 'Sultan' Kemnaker Penguasa Duit Rp69 M di Skandal K3, Siapa Dia Sebenarnya?

Bangun Santoso Suara.Com
Minggu, 24 Agustus 2025 | 10:55 WIB
Profil Irvian Bobby: 'Sultan' Kemnaker Penguasa Duit Rp69 M di Skandal K3, Siapa Dia Sebenarnya?
Irvian Bobby Mahendro adalah Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 Kemnaker untuk periode 2022 hingga 2025. (Antara)

Suara.com - Sosok dijuluki 'Sultan' mencuat dalam skandal pemerasan jumbo di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Dia adalah Irvian Bobby Mahendro (IBM), seorang pejabat yang memegang peran kunci karena gaya hidup dan aliran dana fantastis yang masuk ke kantongnya, mencapai Rp 69 miliar dari total Rp 81 miliar dana haram yang diungkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Julukan mentereng 'Sultan' itu ternyata disematkan langsung oleh atasannya sendiri yakni Immanuel Ebenezer Gerungan (IEG) alias Noel, yang kini telah dipecat dari jabatannya sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker). Julukan tersebut disematkan lantaran Irvian Bobby dikenal sebagai sosok yang bergelimang uang di lingkungan direktoratnya.

Ketua KPK, Setyo Budiyanto, mengonfirmasi asal-usul panggilan tersebut.

"IEG (Noel) menyebut IBM (Irvian) sebagai 'Sultan'. Maksudnya orang yang banyak uang di Ditjen Binwas K3," kata Ketua KPK kepada awak media, Sabtu (23/8/2025).

Lantas, siapa sebenarnya Irvian Bobby Mahendro dan bagaimana sepak terjangnya hingga menjadi operator utama dalam kasus ini?

Secara resmi, jabatan terakhir Irvian Bobby Mahendro adalah Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 Kemnaker untuk periode 2022 hingga 2025. Meski tak banyak informasi pribadi yang terungkap, perannya dalam skandal ini sangat sentral.

Dari total dugaan korupsi Rp 81 miliar, ia seorang diri menguasai aliran dana hingga Rp 69 miliar.

Uang puluhan miliar tersebut tidak hanya disimpan, tetapi juga diputar untuk membeli berbagai aset mewah dan diinvestasikan ke sejumlah perusahaan.

"Pada tahun 2019-2024, IBM diduga menerima aliran uang sejumlah Rp 69 miliar melalui perantara. Uang tersebut selanjutnya digunakan untuk belanja, hiburan, DP rumah, setoran tunai kepada GAH, HS, dan pihak lainnya," ujar Setyo Budiyanto dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Baca Juga: 'Penyakit Kronis di Kemenaker': OTT Noel Bukan yang Pertama dan Mungkin Bukan Terakhir

Praktik kotor ini memeras para pekerja yang diwajibkan memiliki sertifikasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Biaya resmi yang seharusnya hanya ratusan ribu rupiah, digelembungkan secara gila-gilaan hingga jutaan rupiah.

"Ironinya, ketika kegiatan tangkap tangan, KPK mengungkap bahwa dari tarif sertifikasi K3 yang sebesar Rp 275 ribu, fakta di lapangan menunjukkan bahwa para pekerja atau buruh harus mengeluarkan biaya hingga Rp 6 juta," beber Setyo.

Saat Immanuel Ebenezer dilantik sebagai Wamenaker, ia disebut mengetahui praktik lancung ini. Bukannya memberantas, KPK menyebut Noel justru ikut menikmati hasilnya dan meminta 'jatah' kepada sang 'Sultan'.

Pada Desember 2024, Irvian Bobby diduga menyetorkan Rp 3 miliar kepada Noel untuk keperluan pribadi.

"IEG meminta untuk renovasi rumah Cimanggis. IBM kasih Rp 3 miliar," ungkap Setyo.

Berikut adalah rincian aliran dana haram yang diterima para tersangka utama dalam kasus pemerasan sertifikat K3 Kemnaker:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?