“Pejabat dilarang bertindak sewenang-wenang karena hal itu termasuk penyalahgunaan wewenang yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan,” tulis akun @ano***.
“Berpisah secepat dan mendadak seperti ini. Yakinlah Allah Maha Adil. Anak-anak tidak rela Bapak dan Kak Ageng berpisah dengan mereka karena kalian kesayangan SMPN 1. Allah akan membalas kedzaliman kepada kalian berdua,” ungkap akun @nor****.
Ada juga warganet yang mencoba melihat dari sisi lain.
“Semua pada pintar, tetapi hanya melihat luarnya saja. Sebenarnya, kalau ditelisik tidak ada yang sempurna. Mungkin ini hanya pemicu, tetapi sudah banyak masalah tidak terselesaikan di SMP tersebut hingga jadi bom waktu,” tulis akun @pra****.
Sementara komentar lain menyoroti sikap pejabat yang semestinya menjadi teladan.
“Kalo memang ada anak pejabat daerah yang pakai mobil ke sekolah itu sudah menyalahi aturan. Kepala sekolah menegur itu wajar. Justru pejabat harusnya bijaksana, bukan malah memutasikan orang seenaknya,” tulis akun @erm*****.
Perpisahan yang Membekas
Di tengah kontroversi tersebut, momen perpisahan Roni tetap membekas di hati para siswa. Tangisan dan pelukan hangat menjadi bukti kedekatan sang kepala sekolah dengan anak didiknya.
Meski pihak dinas menegaskan mutasi ini hanya bagian dari penyegaran, publik tetap menaruh curiga. Banyak yang berharap Roni mendapat tempat baru yang lebih baik, sekaligus mendoakan agar kebenaran terkait pencopotannya terungkap.
Baca Juga: Heboh Bioskop Tayangkan Video Prabowo, Komdigi Klaim Sah dan Wajar Selama Tak Langgar Aturan