- Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa sepakat dengan Jokowi bahwa Whoosh bukan proyek cari untung, namun menyoroti mandeknya pengembangan ekonomi di sekitar stasiun sebagai pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan
- Jokowi menegaskan transportasi massal seperti Whoosh tidak bisa dinilai dari laba, melainkan dari keuntungan sosial seperti pengurangan macet, polusi, dan peningkatan produktivitas masyarakat
- Pemerintah memandang subsidi untuk transportasi massal, termasuk Whoosh, sebagai sebuah investasi untuk keuntungan sosial jangka panjang, bukan sebagai kerugian negara
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan sinyal setuju dengan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bahwa proyek Kereta Cepat Whoosh tidak semata-mata dibangun untuk mencari keuntungan finansial. Namun, Purbaya memberikan catatan kritis: misi besar pengembangan ekonomi regional di sepanjang jalur kereta cepat itu hingga kini belum tergarap.
Menurutnya, tujuan utama pembangunan Whoosh sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi baru di sekitarnya masih perlu dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut. Tanpa pengembangan ini, manfaat ekonomi dari proyek tersebut tidak akan maksimal.
"Ada betulnya juga sedikit karena Whoosh sebetulnya ada misi regional development juga kan, tapi yang regionalnya belum dikembangkan. Mungkin di mana ada pemberhentian di sekitar jalur Whoosh supaya ekonomi itu tumbuh itu yang mesti dikembangkan ke depan," kata Purbaya dikutip, Rabu (29/10/2025).
Pernyataan Purbaya ini menjadi respons atas sorotan publik mengenai beban utang proyek strategis nasional tersebut. Sebelumnya, Jokowi telah angkat bicara dan menegaskan bahwa menilai transportasi massal tidak bisa hanya dari kacamata laba-rugi semata. Ada keuntungan sosial yang jauh lebih besar, termasuk pengurangan emisi karbon.
Jokowi menjelaskan bahwa proyek KCIC atau Whoosh lahir dari masalah kronis kemacetan parah yang telah melanda Jabodetabek dan Bandung selama puluhan tahun, yang menyebabkan kerugian negara hingga triliunan rupiah.
"Misalnya pengurangan emisi karbon, produktivitas dari masyarakat menjadi lebih baik, polusi yang berkurang, waktu tempuh yang bisa lebih cepat. Di situlah keuntungan sosial yang didapatkan dari pembangunan transportasi massa," ujar Jokowi.
Atas dasar itulah, pemerintah gencar membangun berbagai moda transportasi massal, mulai dari KRL, MRT, LRT, kereta bandara, hingga Whoosh. Jokowi menekankan bahwa setiap dana yang dikeluarkan pemerintah untuk mendukung transportasi publik adalah bentuk investasi untuk masa depan.
"Jadi sekali lagi, kalau ada subsidi itu adalah investasi bukan kerugian," kata Jokowi.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Masuk Bursa Cawapres Terkuat Kalahkan Dedi Mulyadi, PAN Malah Ragu Ajak Gabung?