Agus Sudibyo: Negara Harus Hadir untuk Membantu Pers agar Tetap Hidup

Selasa, 19 Mei 2020 | 07:15 WIB
Agus Sudibyo: Negara Harus Hadir untuk Membantu Pers agar Tetap Hidup
Ilustrasi wawancara. Agus Sudibyo, Koordinator Kelompok Kerja Keberlanjutan Media atau Task Force Media Sustainability. [Foto: Dok. Dewan Pers / Olah gambar: Suara.com]

Ada bayangan kira-kira akan bagaimana perkembangan media di Indonesia dalam 5-10 tahun ke depan? Bagaimana dalam jangka panjang?

Ekosistem industri media itu sangat tergantung pada apakah teman-teman media itu mampu bernegosiasi dengan baik sama platform. Karena hubungannya sekarang timpang, platform sangat dominan sementara publisher selalu banyak kalah.

Jadi negosiasi yang bersifat B to B itu penting, yang di level playing field agar sama, tapi juga mendorong negara agar memberikan keberpihakan terhadap ekosistem pers nasional. Saya kira itu penting. Tapi di saat yang sama media massa konvensional, di Amerika media online ini kan bagian dari media konvensional, harus bisa menciptakan inovasi produk dengan new media.

Jadi kalau hoaks, informasi simpang siur itu sudah bicara di media sosial, maka media konvensional jangan garap itu lagi. Kalau ikut-ikutan garap itu untuk mengejar clickbait, itu namanya kan media massa (jadi) follower media sosial. Kalau itu yang terjadi, nanti yang mainstream itu mereka. Jadi yang disebut new mainstream itu adalah media sosial itu.

Jadi kalau media massa mengikuti media sosial, itu seperti membesarkan musuhnya itu, membesarkan kompetitornya. Karena secara bisnis media sosial itu kadang-kadang menguntungkan media massa lewat mesin pencari. Kalau mengikuti media sosial, mereka yang besar, dan media massa jadi yang alternatif.

Tetapi kalau bisa melakukan diferensiasi produk, produknya lebih baik daripada media sosial, saya yakin akan muncul keseimbangan baru. Media baru, media sosial dan sebagainya jalan, dengan media lama tetap dibaca oleh orang karena memberikan sesuatu yang berbeda, memberikan informasi yang lebih baik.

Jadi yang terjadi tidak total disruption, tapi akan mencapai keseimbangan baru di mana media lama akan hidup berdampingan dengan media baru. Karena mereka sebenarnya lapak-lapak yang berbeda dagangannya.

Sekarang di Eropa Utara sudah terjadi, media cetak sudah nggak turun lagi, sekarang sudah landai kurvanya. Kenapa itu terjadi, karena diferensiasi dan distansiasi itu. Di situ kita harus percaya pada good journalism itu. Itu klise, tapi penting.

Baca Juga: Kala Wabah Virus Corona, Media Diminta Jadi Penentu Kebenaran informasi

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI