3. Program Hilirisasi Nikel Untungkan Cina
Hilirisasi nikel banyak disinggung Prabowo – Gibran bahkan sejak masa kampanye. Keduanya menyebut program inilah yang bisa menaikkan pendapatan Indonesia. Tentu saja, kebijakan hilirisasi tak bisa lepas dari kritik Faisal Basri. Ia menilai bahwa program hilirisasi nikel hanya menguntungkan China sebagai mitra utama Indonesia dalam hal investasi dan ekspor.
Menurut Faisal Basri, program hilirisasi nikel tidak memberikan manfaat bagi Indonesia karena tidak meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, tidak menciptakan lapangan kerja yang banyak, dan tidak memperhatikan dampak lingkungan.
4. Menteri Masuk Tim Sukses Kampanye Bukannya Membantu Presiden
Gejolak politik 2024 juga tak luput dari kritikan pedas Faisal Basri. Dia menyoroti para menteri yang justru rajin masuk tim sukses dan berkampanye alih – alih menjalankan tugas sebagai pembantu presiden.
Dari catatan Faisal setidaknya ada 15 menteri dan wakil menteri yang saat ini doyan kampanye dan masuk tim sukses. Faisal pun secara gamblang menyebut nama sejumlah menteri yang asik berkampanye, mulai dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia.
5. Mengeruk Kekayaan Negara untuk Politik Dinasti
Masih hangat di ingatan kita bahwa sejumlah petinggi pemerintahan mengeruk kekayaan negara untuk membangun politik dinasti, menempatkan sanak saudaranya dalam jabatan strategis pemerintahan.
Dalam tulisan terakhir di blog faisalbasri.com. Ekonom Senior ini menyebutkan Untuk merajut asa wujudkan Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera, Kita berbagi cerita dan cara, Bukan memonopoli mau sendiri dan mimpi kosong, Bukan dengan memaksakan kehendak dengan bedil.
Baca Juga: Sri Mulyani Kenang Faisal Basri: Indonesia Kehilangan Sosok dan Suara Jujur
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni