Rasio Elektrifikasi Nasional Capai 99,1Persen: Pulau Terluar dan Pedalaman Masih Sulit Dijangkau!

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:42 WIB
Rasio Elektrifikasi Nasional Capai 99,1Persen: Pulau Terluar dan Pedalaman Masih Sulit Dijangkau!
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadahlia. (Suara.com/Novian)
Baca 10 detik
  • Pemerintah memperluas akses listrik ke daerah terpencil melalui program Lisdes dan BPBL.

  • Tantangan terbesar adalah menjangkau wilayah pulau terluar dan pedalaman.

  • Target rasio elektrifikasi 100% pada 2030 didorong lewat energi terbarukan

Suara.com - Program Listrik Desa (Lisdes) dan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) menjadi upaya pemerintah untuk memperluas akses energi bagi seluruh masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di daerah terpencil.

Sejumlah tantangan pun dihadapi program ini, di antaranya kawasan yang berada di pulau terluar dan pedalaman.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut, kementeriannya telah memperluas program Lisdes hingga 10.068 lokasi untuk menjangkau sekitar 1,2 juta calon pelanggan baru.

Bersamaan dengan itu, realisasi BPBL dari Januari hingga September 2025 telah menjangkau 135.482 rumah tangga dari target 215.000.

"Melalui program ini pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, sekaligus mempercepat pemerataan energi, sebagai bagian dari keadilan dan kemandirian nasional," kata Bahlil lewat keterangannya yang dikutip Suara.com pada Rabu (22/10/2025).

Bahlil mengakui bahwa pemerataan energi listrik bukan tanpa tantangan.

Ilustrasi listrik. [Pinterest]
Ilustrasi listrik. [Pinterest]

Disebutnya rasio elektrifikasi nasional saat ini telah mencapai 99,1 persen.

"Sisanya adalah yang paling sulit untuk dijangkau karena rumah tangganya tersebar di berbagai pulau terluar dan pedalaman," tuturnya.

Untuk menghadapi tantangan itu, Kementerian ESDM mengakalinya dengan tengah menggagas proyek energi baru dan terbarukan (EBT), beberapa diantaranya, kata Bahlil, telah diresmikan.

Baca Juga: Setahun Berdampak: Listrik Hadir di Pelosok, Warga Merasakan Terangnya Perhatian Negara

"Perubahan arah kebijakan juga mencakup transformasi menuju energi yang bersih dan berkelanjutan. Pemerintah sudah meresmikan puluhan pembangkit energi terbarukan, mempercepat proyek PLTS berkapasitas 100 gigawatt, dan melibatkan koperasi desa dalam transisi energi," jelas Bahlil.

"Ekonomi dan ekologi tidak harus dipertentangkan. Keduanya bersinergi menciptakan fondasi pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan merata," lanjutnya.

Bahlil pun menargetkan rasio elektrifikasi 100 persen harus tercapai pada 2030.

Setiap rumah di Indonesia, tegasnya, harus sudah dimasuki listrik.

"Setelah 80 tahun merdeka, tidak selayaknya ada warga yang masih mengalami gelap gulita,” tuturnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI