Bersiaplah Terpukau di Raja Ampat

Ardi Mandiri Suara.Com
Minggu, 17 Agustus 2014 | 23:07 WIB
 Bersiaplah Terpukau di Raja Ampat
ILustrasi: Keindahan pantai di Raja Ampat. (foto: Shutterstock)

Dari kejauhan, sudah terbaca tulisan "Selamat Datang di Kampung Wisata Arborek/, yang terpampang di dekat dermaga, serta tulisan lain untuk mengingatkan pengunjung untuk menjaga kesopanan dalam berpakaian, tidak menyentuh atau menginjak terumbu karang, serta ajakan untuk menjadi wisatawan yang bertanggung jawab.

"Hati-hati, itu ada yang berenang menuju tempat dangkal, nanti bisa menginjak terumbu karang," teriak Denny, salah seorang pemandu setelah melihat seorang wanita yang tanpa sadar berenang mengikuti sekumpulan ikan hias ke tempat yang dangkal.

Masyarakat Kampung Wisata Arborek benar-benar berusaha menjaga keindahan dan kekayaan alam mereka, sehingga tidak terlihat sedikit pun sampah yang berserakan di sekitar dermaga.

Pasir yang putih bersih, lambaian pohon kelapa di sekeliling pulau, serta sambutan ramah masyarakat setempat, membuat pengunjung merasa betah untuk berlama-lama di pulau tersebut.

Ranny Tumundo, seorang pemandu wisata profesional lainnya yang sudah bekerja selama dua tahun di Raja Ampat menuturkan bahwa sebenarnya tidak cukup waktu hanya tiga hari untuk menikmati keindahan Raja Ampat.

"Waktu yang ideal adalah satu minggu jika ingin mengeksplor seluruh lokasi,?" kata Ranny, wanita asal Manado yang ditemui di kawasan Waiwo Resort, Waisai.

Keindahan Raja Ampat juga ditunjang oleh sikap masyarakat yang ramah dan jujur. Sikap jujur tersebut terbukti ketika Antara kehilangan dompet saat menginap di Waiwo Resort, Kota Waisai di Pulau Waigeo Seorang petugas hotel dengan suka rela menyerahkan dompet tersebut secara utuh tanpa kurang sedikitnya melalui Ranny yang tampaknya sudah dikenal luas diantara para pelaku bisnis wisata maupun pejabat daerah tersebut.

Sikap lain yang membedakan Raja Ampat dengan daerah lain di Tanah Air adalah kepercayaan pemilih hotel kepada tamu mereka. Tidak ada satu pun dari petugas resepsionis meminta uang deposit kepada tamu yang akan menginap.

Setiap tamu yang datang dan akan menginap, langsung diantara ke kamar yang tersedia dan urusan bayar belakangan saat tamu akan pulang.

Namun hal yang banyak dikeluhkan oleh tamu yang ingin menikmati surga bawah laut Raja Ampat adalah mahalnya transportasi, terutama sewa kapal karena harga premium yang mencapai Rp15 ribu perliter di tingkat pengecer.

"Memang banyak yang mengeluh soal harga sewa kapal, tapi dari sekian tamu yang saya layani, mereka akhirnya bisa memahami setelah melihat sendiri secara langsung kondisi yang sebenarnya di lapangan," kata Ranny. (Antara)

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI