Panen Raya Jagung di Lamongan, Mentan Harapkan Petani Bisa Suplai Pasar

MN Yunita Suara.Com
Rabu, 06 Februari 2019 | 16:29 WIB
Panen Raya Jagung di Lamongan, Mentan Harapkan Petani Bisa Suplai Pasar
Panen raya jagung di Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Rabu (06/02/2019). (Dok:Kementan)

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian karena petani kami pada tahun 2018 telah banyak dibantu untuk mengembangkan jagung di wilayah kami,” ungkapnya.

Pada tahun 2018, Kementan telah memberikan bantuan berupa: UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik) sebanyak 17 unit senilai Rp. 2,5 Miliar, Dryer UV sebanyak 10 unit senilai Rp. 1,87 Miliar,  Rice Milling Unit (RMU) modern sekitar Rp. 500 juta. 

Laporan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lamongan memperkirakan panen jagung di Kabupaten Lamongan hingga pekan ketiga Februari 2019 seluas 11.395 Ha. Titik lokasi panen di antaranya di Kecamatan Modo, Bluluk, Ngimbang, Sambeng, Sukorame, Mantup dan Solokuro.

Luas lahan jagung di Kecamatan Modo sendiri 1.627 Ha yang dimiliki oleh beberapa kelompok tani dengan rata-rata kepemilikan 0,5 ha per orang. Sedangkan luas hamparan jagung di lokasi panen saat ini mencapai 496 Ha.

Menurut Kartika, harga jagung di tingkat petani saat ini untuk tongkol berkisar antara Rp. 2.000 – 2.200 per kg, pipil basah Rp. 3.500 – 3.800 per kg dan pipil kering Rp. 4.800 – 5.000.

Wakil Bupati melanjutkan Lamongan saat ini memiliki Program inovasi tanam Jagung dan peternakan yang terkenal dengan sebutan TERSAPU JAGAT (Ternak Sapi Usaha Jagung Meningkat). 

"Berkat inovasi ini, kita manfaatkan kotoran sapi menjadi pupuk organik untuk tanaman jagung, sehingga jagung yang dihasilkan menjadi 2 kali lipat meningkat provitasnya menjadi rata-rata sebanyak 10,3 ton per hektar, yang biasanya hanya dengan rata-rata 5-6 ton," tambahnya. 

Dengan kondisi hasil panen seperti ini Ketua Kelompok Rekso Mulyo Kecamatan Modo, Tumijo berharap pemerintah dapat membantu dengan cara menjaga stabilitas harga yang baik bagi mereka. 

"Kami minta tolong pemerintah untuk melindungi kami ini, sehingga petani bisa menikmati hasil panen dengan harga yang bagus seperti saat ini," pinta Tumijo, mewakili petani. 

Baca Juga: Perangi Mafia Pupuk, Kementan Polisikan 20 Perusahaan

Ia menambahkan kalaupun keputusan impor terpaksa diambil, petani berharap dan percaya pemerintah tetap akan memerhatikan kesejahteraan petani.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI