Pakar: Indonesia Telat, Seperempat Juta Warga Bisa Meninggal Akhir April

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 02 April 2020 | 13:26 WIB
Pakar: Indonesia Telat, Seperempat Juta Warga Bisa Meninggal Akhir April
Ilustrasi - Prosesi pemakaman pasien meninggal COVID-19. (Twitter/@TRCBPBDDIY)

Sebagai perbandingan, Amerika Serikat memproyeksikan antara 100.000 dan 240.000 warganya bisa meninggal akibat virus corona, bahkan dengan menerapkan jarak fisik.

Pada tahun 2017, Bank Dunia menyebutkan Indonesia hanya memiliki empat dokter untuk 10.000 penduduk.

Selain itu, diperkirakan tidak sampai tiga tempat tidur perawatan intensif per 100.000 penduduk.

"Mereka bekerja dalam keadaan yang sangat sulit," kata Profesor Matthews.

"Kita harus berasumsi banyak kasus yang tidak diketahui dan berarti banyak kematian," ujarnya.

Tanggal 19 Maret lalu, Indonesia mengeluarkan aturan soal larang pertemuan massal, namun sebagian warga terus mengabaikannya.

Polisi secara paksa membubarkan pesta pernikahan dan acara lain yang tetap berlangsung meskipun ada larangan.

Polisi juga sempat turun tangan untuk mencegah pertemuan keagamaan di Tangerang, dengan meminta warga untuk melaporkan kepada pihak berwenang jika mendapatkan kejadian serupa.

Di Malaysia, kebanyakan kasus corona berasal dari pertemuan keagamaan yang dihadiri sekitar 16.000 orang di Kuala Lumpur, Februari lalu.

Baca Juga: Tekan Penyebaran Virus Corona, Servis Truk Bisa Digarap di Rumah

Setelah kegiatan itu, sebagian peserta kembali ke Indonesia, Brunei, Thailand dan Filipina.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) kemudian mengeluarkan fatwa, menyatakan masjid harus ditutup untuk menghindari penyebaran lebih lanjut.

Muhammadiyah, organisasi Muslim terbesar kedua di Indonesia, minggu ini menyerukan umat Islam untuk menghindari tarwih selama Ramadhan, yang akan dimulai pada akhir April.

Meningkatkan langkah

Indonesia mulai meningkatkan langkah-langkah untuk memperlambat penyebaran virus.

Presiden Jokowi minggu lalu meresmikan rumah sakit spesialis COVID-19 di Jakarta yang mampu merawat 3.000 pasien.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI