Terkuak Budaya Kerja yang Bermasalah di Sektor "Hospitality" Australia

SiswantoABC Suara.Com
Sabtu, 17 September 2022 | 07:03 WIB
Terkuak Budaya Kerja yang Bermasalah di Sektor "Hospitality" Australia
Ilustrasi hotel bintang 5. (Envato)

Suara.com - Laporan baru dari University of Queensland Business School mengungkap adanya masalah struktural dalam industri pelayanan restoran dan perhotelan, sehingga banyak pekerja merasa tidak dihargai dan diremehkan dalam 

Dua belas persen dari hampir 400 pekerja yang disurvei di seluruh Australia mengatakan mereka dibayar di bawah upah minimum per jam.

Sementara 40 persen responden mengatakan mereka tidak menerima hak untuk beristirahat saat sedang bekerja.

Meski lebih dari separuh responden mengatakan mereka menerima tunjangan selain gaji, banyak yang mengatakan tunjangan ini diberikan dalam bentuk makanan dan minuman gratis atau cuti, dan bukan tunjangan dalam bentuk bantuan pengasuhan anak-anak pekerja dan perawatan kesehatan.

Tetapi mungkin yang paling mengkhawatirkan adalah lebih dari 70 persen pekerja mengatakan mereka pernah mengalami pelecehan verbal atau psikologis di tempat kerja, termasuk intimidasi, pelecehan seksual, dan rasisme.

Penulis laporan tersebut, Richard Robinson, mengatakan laporan ini "menyadarkan" tetapi "tidak mengejutkan".

"Saya pikir apa yang kita lihat saat ini adalah hal negatif dari bekerja di sektor hospitality benar-benar jauh lebih besar daripada positifnya."

Dr Robinson, yang bekerja sebagai 'chef' sebelum memasuki dunia akademis, mengatakan ada sejumlah "masalah struktural" dalam industri yang saat ini sedang kekurangan pekerja akibat pandemi COVID-19.

Termasuk di antaranya dari pembayaran di bawah tangan dalam bentuk tunai dan tidak tercatat, bekerja lewat batas, serta normalisasi perilaku kasar dari "pelanggan atau manajemen."

Baca Juga: Bikin Overdosis dan Picu Kematian, Penjualan Paracetamol di Australia Bakal Dibatasi!

'Terus-menerus dilecehkan'

Dr Robinson mengatakan tempat kerja dan pemilik bisnis "bertanggung jawab" untuk menyediakan tempat kerja yang aman, tetapi sering kali tidak ada protokol.

"Saya sedang melakukan wawancara dengan seorang perempuan, seorang mahasiswi yang baru saja berhenti bekerja di bidang hospitality setelah tiga tahun."

"Dia jelas bersemangat dan menyukainya, tapi terus-menerus dilecehkan, termasuk secara seksual, oleh manajernya dan dianiaya dan bahkan diserang di belakang bar," katanya.

"Dia bekerja di perusahaan yang besar ... Saya bertanya kepadanya: 'Apakah ada protokol di tempat kerjanya atau ada pelatihan bagaimana menangani pelecehan, baik dari pelanggan atau manajer di tempat kerja?'

"Dia bilang tidak ada, dan dia telah bekerja dengan grup perusahaan ini di beberapa lokasi selama dua atau tiga tahun."

"Ini mengherankan saya."

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI