Himpun Dana Rp170 Juta, Baznas DKI Gelar Sedot Tinja dan Instalasi Sanitasi Gratis di Jaksel

Rabu, 07 Mei 2025 | 15:33 WIB
Himpun Dana Rp170 Juta, Baznas DKI Gelar Sedot Tinja dan Instalasi Sanitasi Gratis di Jaksel
BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta menggelar program sedot tinja dan instalasi sanitasi secara gratis di Jakarta Selatan. (Foto: Dokumen Baznas DKI).

Suara.com - BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta menggelar program sedot tinja dan instalasi sanitasi gratis di Jakarta Selatan. Program bertajuk “Sanitasi Aman untuk Jakarta Bersih dan Sehat” dirancang sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya pengelolaan air limbah domestik yang aman dan ramah lingkungan. 

Ketua BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta, Akhmad H. Abubakar mengatakan program ini merupakan hasil kolaborasi dengan Perumda PAL Jaya.

Akhmad mengatakan, fokus utama program ini adalah pada layanan penyedotan lumpur tinja secara berkala dan instalasi sistem sanitasi ramah lingkungan seperti BioPAL—teknologi pengolahan limbah yang sesuai dengan prinsip keberlanjutan.

Kawasan-kawasan yang menjadi prioritas pelaksanaan program ini mencakup wilayah bedah rumah, bedah kawasan, serta rumah ibadah seperti masjid. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada kebutuhan mendesak akan perbaikan sanitasi yang layak dan berkelanjutan, terutama di lingkungan padat penduduk dengan keterbatasan akses fasilitas sanitasi.

BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta menggelar program sedot tinja dan instalasi sanitasi secara gratis di Jakarta Selatan. (Foto: Dokumen Baznas DKI).
BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta menggelar program sedot tinja dan instalasi sanitasi secara gratis di Jakarta Selatan. (Foto: Dokumen Baznas DKI).

Program ini berhasil menghimpun total dana sebesar Rp170.000.000 yang bersumber dari zakat karyawan Perumda PAL Jaya, zakat perusahaan Perumda PAL Jaya, dan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Perumda PAL Jaya.

“Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa zakat, infak, dan sedekah dapat dikelola secara produktif untuk menjawab tantangan lingkungan dan kesehatan masyarakat," ujar Akhmad kepada wartawan, Rabu (7/4/2025).

"Melalui Sanitasi Aman untuk Jakarta Bersih dan Sehat, kami ingin membangun budaya hidup bersih yang dimulai dari fasilitas sanitasi yang layak dan aman,” lanjutnya menambahkan.

Nantinya, program ini akan terus diperluas ke berbagai wilayah di DKI Jakarta dengan menggandeng lebih banyak mitra, termasuk perusahaan swasta dan komunitas lokal.

Direktur Utama Perumda PAL Jaya,  mendukung inisiatif berbasis lingkungan. Menurutnya, pendekatan kolaboratif antara sektor publik dan lembaga keagamaan seperti BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta menjadi fondasi kuat untuk membentuk kota yang sehat dan berkelanjutan.

Baca Juga: Respons soal Desakan Pemakzulan Gibran, Mahfud MD: Gak Mungkin!

Plt Wakil Walikota Jakarta Selatan  Ali Murtadho mengaku akan membantu menyebarluaskan kepada para perusahaan untuk turut serta mewujudkan sanitasi yang lebih sehat di Jakarta. 

"Pemerintah Kota Jakarta Selatan Sangat mengapresiasi inisiasi dari Baznas DKI Jakarta dan PAL Jaya untuk program ini," pungkasnya.

Jakarta Darurat Sanitasi

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengungkap masih banyaknya warga di Jakarta yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Hal ini memberikan dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan sekitar.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengungkapkan bahwa ribuan kepala keluarga di Ibu Kota belum memiliki akses sanitasi layak. Akibatnya, banyak dari mereka yang masih membuang limbah langsung ke badan air.

"Sebanyak 1.083 atau 0,04 persen kepala keluarga yang tersebar di 10 kelurahan Jakarta masih berperilaku BABS terbuka," ujar Ani kepada wartawan, Selasa (6/5/2025).

Tak hanya itu, Pemprov DKI juga mencatat ada 119.528 kepala keluarga atau sekitar 4,6 persen yang belum memiliki septik tank. Praktiknya, mereka menggunakan jamban dengan saluran pembuangan langsung ke got atau sungai.

"Kondisi ini terjadi karena kurangnya pemahaman warga akan bahaya dari pembuangan limbah dari jamban ke badan air, selain itu juga karena keterbatasan area rumah warga untuk dibangun septik tank," jelas Ani.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Air Limbah Dinas Sumber Daya Air DKI, Robby Dwi Mariansyah, menegaskan pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan air limbah demi mencegah penyebaran penyakit dan memperbaiki kualitas lingkungan.

"Serta menyediakan sumber alternatif air baku dan air bersih dan sebagai sarana edukatif masyarakat untuk berpartisipasi menciptakan lingkungan sehat," kata Robby.

Upaya konkret dilakukan melalui pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik (SPALD), yang terdiri dari dua jenis: SPALD setempat untuk skala kecil, dan SPALD terpusat yang mencakup kawasan komersial, permukiman padat, hingga tingkat kota.

Tak berhenti di situ, Pemprov DKI juga tengah bekerja sama dengan pemerintah pusat membangun jaringan pembuangan terpadu lewat proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP).

"Pekerjaan ini dilakukan oleh Dinas SDA dan Kementerian PU. JSDP direncanakan selesai di tahun 2050. Harapannya, seluruh pengolahan air limbah di Jakarta sudah menjadi sistem jaringan perpipaan yang terpusat," pungkas Robby.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI