Pemerintah Mau Tulis Ulang Sejarah RI, Bonnie Triyana Waswas Muncul Narasi Desoekarnoisasi

Senin, 19 Mei 2025 | 21:41 WIB
Pemerintah Mau Tulis Ulang Sejarah RI, Bonnie Triyana Waswas Muncul Narasi Desoekarnoisasi
Pemerintah Mau Tulis Ulang Sejarah RI, Bonnie Triyana Waswas Muncul Narasi Desoekarnoisasi. (X/@bonnietriyana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Apalagi, menurutnya, tujuan belajar sejarah bukan sekadar menghafal angka dan tahun, utamanya untuk menumbuhkan sikap kritis dalam memahami sebab-akibat suatu peristiwa yang pernah terjadi.

“Karena tujuan belajar sejarah buat saya bukan menghafal angka tahun, tapi menumbuhkan sikap kritis dan rasional, logis, untuk memahami sebab akibat sebuah peristiwa yang membawa kita hidup di masa kini. Itu yang seringkali kita mungkin lupakan,” pungkasnya.

Fadli Zon Niat Gaet 100 Sejarawan

Sebelumnya diberitakan, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyampaikan target penulisan ulang sejarah RI yakni rampung pada Agustus 2025 bertepatan dengan HUT ke-80 RI.

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon. (Suara.com/Bagaskara)
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon. (Suara.com/Bagaskara)

"Sebentar lagi selesainya, Agustus target kita," kata Fadli Zon di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (5/5).

Di sisi lain, Fadli Zon mengatakan, penulisan ulang sejarah Indonesia melibatkan lebih dari 100 orang sejarawan yang dipimpin oleh Guru Besar Ilmu Sejarah di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Susanto Zuhdi. 

“Kita melibatkan hampir 100 lebih ya kayaknya sejarawan, dipimpin oleh Prof. Susanto Zuhdi, sejarawan senior dari Universitas Indonesia,” kata Fadli Zon saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (6/5) malam. 

Nantinya, kata dia, penulisan ulang sejarah ini akan diterbitkan dalam versi cetak secara berjilid-jilid yang mencakup berbagai lini masa mulai dari pra-sejarah hingga sejarah masa kini termasuk peristiwa politik negeri. 

"Yang era prasejarah sampai yang era misalnya perjuangan kemerdekaan dan sampai yang sekarang gitu kontemporer. Ya tentu saja. Ya tentu saja (peristiwa politik)," beber politisi Partai Gerindra itu. 

Baca Juga: Tolak Proyek Menbud Fadli Zon, AKSI: Tindakan Halus Pemerintah Monopoli Kebenaran Sejarah

Soal mekanismenya, kata dia, penulisan ulang sejarah ini tidak dimulai dari nol. Akan tetapi melanjutkan dan melengkapi sejarah Indonesia yang sudah ada. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI