Sementara itu, dari pihak swasta, KPK menetapkan tiga orang pengendali agensi sebagai tersangka.
Mereka adalah Ikin Asikin Dulmanan, yang mengendalikan agensi Antedja Muliatama dan Cakrawala Kreasi Mandiri; Suhendrik, pengendali BSC Advertising dan Wahana Semesta Bandung Ekspress; serta Sophan Jaya Kusuma, yang terkait dengan agensi Cipta Karya Sukses Bersama.
Kelima tersangka diduga bekerja sama dalam pengaturan proyek pengadaan jasa periklanan dan sponsorship yang tidak sesuai prosedur.
Proyek tersebut sebagian besar bersifat fiktif, namun tetap ditagihkan dan dibayar oleh pihak bank. Akibat praktik tersebut, negara diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp222 miliar.
Ancam Akan Panggil Paksa Ridwan Kamil
Sebelumnya, Johanis Tanak mengungkapkan kemungkinan lembaga antirasuah tersebut memanggil paksa Ridwan Kamil.
Tanak menyampaikan pernyataan tersebut usai menjelaskan Ridwan Kamil sudah pernah dipanggil oleh KPK untuk menjadi saksi kasus dugaan korupsi proyek pengadaan iklan pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) periode 2021—2023.
“Kalau tidak datang, kan ada upaya paksa untuk melakukan pemeriksaan, untuk dimintai keterangan. Upaya paksa pada saat penyidikan bisa dilakukan,” ujar Tanak.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa upaya paksa tersebut baru dapat dilakukan bila Ridwan Kamil beberapa kali tidak hadir, meskipun sudah dipanggil sebagai saksi.
“Siapa pun saksi yang tidak hadir pada saat dipanggil, dia akan dipanggil berikut, dan berikut lagi. Ketiga kali (tidak hadir, red.) bisa digunakan upaya paksa, dan membawa mobil tahanan untuk dipanggil,” tegasnya.
Baca Juga: Dipanggil Tak Pernah Datang, KPK Siap Jemput Paksa Ridwan Kamil