5 Kejanggalan Ini Bikin Keluarga Tolak Mentah-mentah Vonis Bunuh Diri Arya Daru

Tasmalinda Suara.Com
Selasa, 29 Juli 2025 | 22:15 WIB
5 Kejanggalan Ini Bikin Keluarga Tolak Mentah-mentah Vonis Bunuh Diri Arya Daru
Arya Daru Pangayunan (Instagram)

3. Ponsel yang hilang

Ini adalah kejanggalan fisik yang paling nyata dan paling sulit dijelaskan. Dalam kasus yang semua buktinya diklaim mengarah pada tindakan "seorang diri", bagaimana mungkin ponsel pribadi korban bisa lenyap? 

Ponsel adalah saksi digital paling krusial yang bisa berisi chat, riwayat lokasi, dan riwayat browser terakhir—sebuah 'kotak hitam' yang merekam detik-detik terakhirnya.

Ketiadaannya adalah anomali yang belum terpecahkan dan menjadi bahan bakar utama bagi keraguan keluarga bahwa ada pihak lain yang mungkin terlibat untuk menghilangkan jejak.

4. Lakban yang Tak Lazim

Meskipun polisi memastikan sidik jari di lakban hanya milik korban, metode kematian itu sendiri terasa tak lazim dan memunculkan pertanyaan bagi keluarga.

Penggunaan lakban untuk bunuh diri adalah metode yang sangat rumit dan jarang terjadi. Kejanggalan metode ini, ditambah dengan tiga poin keraguan lainnya, membuat keluarga semakin yakin bahwa ada cerita lain yang belum terungkap di balik pintu kamar kos nomor 105 tersebut.

5. Beban Kerja Tinggi

Menurut Meta, beban kerja adalah konsekuensi logis dari setiap profesi, dan Arya tidak pernah menunjukkannya secara berlebihan.

Baca Juga: Tolak soal Bunuh Diri, Keluarga Arya Daru Tak Pernah dengar Keluhan Kerja selama jadi Diplomat Kemlu

"Nah terkait dengan beban kerja, perlu kami sampaikan juga bahwa namanya orang bekerja itu pasti ada beban. Dan kan pasti ada juga berbagai macam halnya," tuturnya. "Hanya saja sepemahaman dan sepengamatan kami terhadap Daru itu sampai sejauh ini tidak pernah menceritakan beban-beban berat yang ada, kurang lebih seperti itu," imbuhnya.

Citra yang dibangun keluarga adalah sosok Arya yang memiliki support system yang kuat, terutama dari sang istri. Hubungan keduanya digambarkan sangat sehat, terbuka, dan suportif dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.

"Memang segala sesuatu itu didiskusikan, dikomunikasikan antara suami dan istri ini dengan cukup baik," ucapnya.


Anda lebih percaya pada kesimpulan polisi yang berbasis sains atau keraguan keluarga yang mengenal pribadi korban? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI