Geger Bendera Bajak Laut 'One Piece', Idrus Marham: Jangan Campur Hiburan dengan Sakralitas Negara

Selasa, 05 Agustus 2025 | 11:37 WIB
Geger Bendera Bajak Laut 'One Piece', Idrus Marham: Jangan Campur Hiburan dengan Sakralitas Negara
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham bicara soal bendera bajak laut serial animasi One Piece. (Suara.com/Bagaskara)

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham, mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga kesakralan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2025.

Hal tersebut disampaikan Idrus menyusul maraknya pengibaran bendera bajak laut serial animasi One Piece, di sejumlah ruang publik.

“Ini bukan persoalan membenci budaya luar. Ini soal menempatkan simbol pada tempatnya. Jangan campuradukkan simbol hiburan dengan simbol negara, apalagi dalam konteks sakral seperti peringatan kemerdekaan,” kata Idrus kepada wartawan di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Idrus menegaskan, bahwa kreativitas generasi muda adalah kekuatan penting dalam membangun bangsa. Namun, menurutnya, ekspresi budaya pop tidak boleh memasuki ruang-ruang kenegaraan yang bersifat simbolik dan sakral.

“Kalau dipakai di event cosplay atau komunitas, silakan. Tapi kalau sudah menggantikan posisi Merah Putih di bulan Agustus, itu bukan hanya soal ekspresi, tapi sudah mengaburkan identitas nasional kita,” ujarnya.

Lebih lanjut, Idrus menagatakan, bahwa Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, telah menginstruksikan seluruh kader untuk menjadikan momentum HUT ke-80 RI sebagai ajang memperkuat semangat nasionalisme.

“Ini bukan sekadar ulang tahun biasa. Ini momen refleksi nasionalisme dan penghormatan terhadap sejarah panjang perjuangan bangsa,” ujarnya.

Idrus juga mengingatkan bahaya disinformasi dan potensi manipulasi identitas bangsa melalui penggunaan simbol non-negara secara masif.

“Ada risiko nilai-nilai kita tergerus jika kita tidak peka. Jangan biarkan pihak-pihak tertentu menunggangi kebebasan berekspresi demi menggoyahkan fondasi persatuan bangsa,” katanya.

Baca Juga: Kru Topi Jerami Kembali! One Piece Live Action Season 2 Rilis Preview Baru

Menutup pernyataannya, Idrus menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat memahami semangat ekspresif anak muda, namun juga percaya bahwa kebebasan harus disertai etika dan tanggung jawab.

Presiden Prabowo, kata dia, sebagai pemimpin memiliki tradisi intelektuan yang kuat, pasti tidak anti ktitik, bahkan terbuka menerima kritikan konstruktif untuk kemajuan.

“Presiden Prabowo bukan anti-kritik,tetapi kritik itu ada caranya, beliau ingin semangat berekspresi itu tidak mengorbankan nilai-nilai yang diperjuangkan dengan darah dan air mata,” ujarnya.

Idrus pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyambut peringatan kemerdekaan RI ke-80 dengan penuh khidmat.

“Jangan korbankan kesakralan 17 Agustus hanya demi viral sesaat. Jadikan momen ini sebagai ajakan untuk kembali pada akar identitas kita sebagai bangsa Indonesia,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan melakukan penindakan terhadap pengibaran bendera 'One Piece' sebagai bentuk ekspresi kreativitas.

Namun ia mengingatkan agar tidak ada pihak yang mencoba menggeser makna dan kesakralan bendera Merah Putih.

Prasetyo menyatakan bahwa pemerintah sangat menghormati kreativitas masyarakat.

Fenomena bendera One Piece Berkibar di bawah bendera Merah Putih jelang HUT RI ke-80 (x.com/Anak__Ogi)
Fenomena bendera One Piece Berkibar di bawah bendera Merah Putih jelang HUT RI ke-80 (x.com/Anak__Ogi)

Namun, ia menggarisbawahi bahwa tindakan bisa diambil jika ada pihak-pihak yang dengan sengaja memanfaatkan ekspresi ini untuk tujuan yang tidak tepat.

"Kalaupun ada penindakan, itu yang tadi saya jelaskan berkali-kali. Kalau ada pihak-pihak yang menggeser makna dari ekspresi itu. Misalnya dengan mengimbau supaya lebih baik mengibarkan ini bukan ini. Loh gimana? Ini sakral bendera merah putih," kata Prasetyo di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/8/2025).

Menurutnya, sebagai anak bangsa, sudah sepatutnya seluruh warga negara Indonesia merasa terusik jika ada upaya untuk menggantikan bendera kebangsaan.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menunjukkan semangat persatuan dan kesatuan di bulan kemerdekaan.

"Kita semua ini kan anak bangsa Indonesia, warga bangsa Indonesia. Saya kira teman-teman juga pasti merasa terusik ya. Di hari kemerdekaan, di bulan kemerdekaan, kita tunjukkan semangat kebersamaan, nation and character building, saling persatuan, saling bekerjasama, penuh optimisme, bergotong royong," tegasnya.

Prasetyo juga mengakui bahwa masih ada berbagai persoalan yang dihadapi bangsa. Namun, ia menekankan bahwa pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan terus berupaya mencari jalan keluar.

"Bahwa ada masalah, iya. Kita tidak menutupi itu. Semua masalah, satu persatu coba kita cari jalan keluar," katanya.

Menanggapi adanya anggapan bahwa reaksi pemerintah dinilai berlebihan, bahkan ada yang membandingkannya dengan era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menganggap bendera Bintang Kejora hanya sebagai umbul-umbul, Prasetyo enggan berkomentar banyak.

Ia kembali menekankan pentingnya untuk tidak membesar-besarkan masalah ini dan mengajak seluruh masyarakat untuk fokus pada perayaan kemerdekaan dengan mengibarkan bendera Merah Putih.

"Kan tadi sudah kita jelaskan. Yang lain lah, yang lain. Jangan dibesar-besarkan, kita merah putih. Kibarkan bendera merah putih setinggi-tingginya, gitu. Di laut, kibarkan para penyelam. Di udara, kibarkan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI