Eksklusif: Duta Besar Iran Bicara Gencatan Senjata, Serangan Balasan, dan Masa Depan Konflik

Rabu, 02 Juli 2025 | 14:07 WIB
Eksklusif: Duta Besar Iran Bicara Gencatan Senjata, Serangan Balasan, dan Masa Depan Konflik
Duta Besar Republik Islam Iran Mohammad Boroujerdi saat wawancara eksklusif dengan Suara.com. [Suara.com/Alfian Winanto]

Faktanya, Rezim Zionis Israel saat menyerang Iran sempat berpikir bahwa dengan menargetkan panglima militer kami, meneror ilmuwan nuklir, dan menyerang situs nuklir milik Iran, maka perang akan berakhir. Tapi kenyataannya berbeda.

Dalam hitungan jam, Iran langsung menunjuk komandan baru untuk menggantikan yang gugur, dan segera melakukan aksi balasan terhadap Israel.

Ketika Israel mulai hadapi kekalahan dalam konflik ini, mereka berusaha menyeret Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk terlibat lebih jauh. Bagi kami, hal ini sangat berbahaya, bukan hanya untuk Timur Tengah, tapi juga untuk dunia secara keseluruhan.

Jika pihak luar ikut masuk ke dalam konflik, perang ini akan berubah menjadi berdimensi kawasan dan internasional.

Iran adalah negara yang sangat ahli dalam menghadapi perang berkepanjangan. Namun, kami tidak ingin memperluas perang ini. Tujuan kami jelas: mengakhiri konflik, menciptakan perdamaian, dan menjaga stabilitas kawasan.

Apa pertimbangan negara Anda ingin menutup Selat Hormuz?

Selat Hormuz adalah jalur strategis dan ekonomi penting. Kami mengerahkan Angkatan Laut Iran untuk menjaga kawasan itu dari ketidakamanan dan menyebarkan stabilitas, berbeda dengan Rezim Zionis yang justru menebar ketidakamanan di Teluk Persia.

Israel bahkan menyerang fasilitas Iran yang berdekatan dengan kawasan itu, dan mencoba memancing ketidakamanan.

Namun kami tetap berkomitmen mengelola situasi dengan baik. Kami berharap masyarakat internasional memahami posisi kami. Kami adalah pihak yang menciptakan dan menjaga keamanan di kawasan itu.

Baca Juga: DeepTalk Podcast Ungkap Rencana Rahasia Iran: Penutupan Selat Hormuz?

Zionis justru ingin menjadikan dua titik strategis—Teluk Persia dan Selat Hormuz—sebagai kawasan yang tidak aman. Kami akan menghentikan reaksi ketika mereka menghentikan aksinya. Langkah Amerika Serikat yang menyerang Iran adalah kesalahan strategis besar dan dapat memicu ketidakamanan yang lebih luas.

Apakah ini hanya gertakan untuk Amerika Serikat?

Bayangkan Indonesia adalah negara yang terletak dekat Selat Malaka dan bertanggung jawab menjaga keamanannya untuk kepentingan bersama. Tapi pada saat yang sama, Indonesia tidak diperbolehkan memanfaatkan Selat Malaka demi kepentingan nasionalnya sendiri.

Apa yang akan dilakukan oleh Indonesia? Jika Anda bisa menjawab itu, maka Anda akan memahami pendekatan yang diambil oleh Iran.

Kami hanya ingin menegaskan bahwa jika kami menjaga keamanan kawasan, kami pun berhak mendapatkan manfaat dari keamanan tersebut. Jangan sampai kami dijadikan penjaga, tapi hak-hak kami dikesampingkan.

Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi saat berkunjung ke Kantor Redaksi Suara.com di Jakarta, Senin (23/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi saat berkunjung ke Kantor Redaksi Suara.com di Jakarta, Senin (23/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Presiden Prabowo memilih hadir di acara Rusia ketimbang undangan G7. Apakah ada harapan dari negara Anda agar Indonesia turut andil dalam konflik Iran-Israel?

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI