Skema Rahasia Bank Indonesia Bantu Prabowo: Beli Utang Negara Ratusan Triliun!

Rabu, 03 September 2025 | 10:23 WIB
Skema Rahasia Bank Indonesia Bantu Prabowo: Beli Utang Negara Ratusan Triliun!
Ilustrasi logo Bank Indonesia
Baca 10 detik
  • BI beli SBN Rp200 triliun untuk dukung program Asta Cita
  • Skema burden sharing dijalankan bersama Kementerian Keuangan
  • Dana difokuskan ke program rakyat seperti perumahan dan koperasi desa

Suara.com - Bank Indonesia (BI) terus berkomitmen membantu program Asta Cita yang diusung Presiden Prabowo Subianto.

Salah satunya melanjutkan skema burden sharing atau pembagian beban bunga dengan Kementerian Keuangan.

Gubernur BI Perry Warjiyo pun membeli Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 200 triliun.

Tentunya skema ini membantu program Asta Cita untuk lima tahun ke depan.

"Peran bank sentral tidak hanya terbatas pada pengendalian suku bunga, tetapi juga memperkuat kebijakan moneter ekspansif melalui instrumen pembelian SBN dari pasar sekunder," kata Gubernur BI dikutip dari YouTube DPD, Rabu (3/9/2025).

Kata dia, pembelian surat utang negara ini merupakan bagian dari kerja sama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Presiden Prabowo Subianto (Instagram/Prabowo)
Presiden Prabowo Subianto (Instagram/Prabowo)

Nantinya, sebagian dana hasil transaksi tersebut akan dialokasikan langsung untuk mendukung program-program pro rakyat dalam agenda Asta Cita.

“Dana dari SBN ini akan diarahkan pada pembiayaan program ekonomi kerakyatan, seperti pembangunan perumahan rakyat, penguatan koperasi desa Merah Putih, dan berbagai inisiatif lain dalam kerangka Asta Cita,” bebernya.

Lalu, BI dan Kementerian Keuangan berbagi beban bunga secara proporsional.

Baca Juga: Jokowi-Prabowo Diadu Domba? Raja Juli Antoni Ungkap Fakta Mengejutkan

Dia pun mencontohkan, beban bunga untuk pembiayaan perumahan rakyat ditanggung bersama dengan porsi masing-masing 2,9 persen.

Sedangkan untuk Koperasi Desa Merah Putih sebesar 2,15 persen.

"Formula yang digunakan adalah bunga SBN tenor 10 tahun dikurangi hasil penempatan pemerintah di perbankan, lalu sisanya dibagi dua", tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?