Pakar Ungkap 5 Keanehan Kematian Diplomat Arya Daru, Bukan Bunuh Diri?

Tasmalinda Suara.Com
Senin, 14 Juli 2025 | 20:19 WIB
Pakar Ungkap 5 Keanehan Kematian Diplomat Arya Daru, Bukan Bunuh Diri?
Fakta baru terungkap di balik kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (39).

Suara.com - Kematian tragis diplomat muda, Arya Daru, yang ditemukan tewas di kamar kosnya dengan wajah tertutup lakban masih menyisakan misteri besar.

Pihak kepolisian terus mendalami kasus ini, namun keraguan publik mengenai dugaan bunuh diri semakin menguat setelah analisis dari pakar mikro ekspresi, Kirdi Putra.

Dalam wawancaranya bersama Inews sore, berdasarkan pengamatan Kirdi menyoroti sejumlah kejanggalan yang membuat skenario bunuh diri sulit diterima akal sehat.

Analisis ini tidak hanya didasarkan pada kondisi jenazah, tetapi juga pada perilaku korban sebelum ditemukan tewas.

Berikut adalah lima kejanggalan utama menurut Kirdi Putra yang mengarah pada kemungkinan tindak pidana pembunuhan.

1. Metode Bunuh Diri yang Absurd dan Sulit

Kirdi Putra menilai cara kematian Arya Daru sangat tidak lazim untuk sebuah kasus bunuh diri. Melakban seluruh wajah hingga kehabisan napas adalah metode yang menyakitkan, lambat, dan sangat sulit dilakukan pada diri sendiri.

"Orang bunuh diri akan selalu memilih jalan yang cepat dan tidak menyakitkan," ujar Kirdi.

Menurutnya, saat seseorang merasakan sakit atau sesak napas yang luar biasa, refleks alami tubuh adalah untuk melawan dan melepaskan sumber penderitaan.

Baca Juga: Misteri Tangan di Jendela Kos: Penampakan Aneh di Tengah Investigasi Kematian Arya Daru

Sangat sulit membayangkan seseorang bisa tetap tenang melilitkan lakban berlapis-lapis di wajahnya sendiri hingga tewas. "Buat saya ini sangat kasus yang cukup absurd dan arahnya sebagian besar sudah kecil untuk bunuh diri," tegasnya.

2. Aktivitas Normal Sebelum Kematian

Rekaman CCTV menjadi salah satu bukti kunci. Dalam rekaman tersebut, Arya Daru terlihat melakukan aktivitas rutin seperti membuang sampah. Menurut Kirdi, ini adalah pola perilaku orang yang tidak sedang dalam depresi berat atau memiliki niat untuk mengakhiri hidup.

"Seseorang yang katakanlah mengalami kondisi misalnya suicidal, dia mengalami kondisi depresi, biasanya dia sudah tidak terlalu peduli tentang keadaan misalnya kebersihan dirinya, kerapihan, dan sebagainya," jelas Kirdi.

Fakta bahwa korban masih menjalankan rutinitas hariannya menunjukkan kondisi psikologis yang relatif stabil, bertentangan dengan profil orang yang akan bunuh diri.

3. Tidak Ada Riwayat Kasus Serupa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI