Fenomena Unik, Gunung Rinjani Bertopi Putih Gemparkan Dunia Maya

Rabu, 17 Juli 2019 | 19:11 WIB
Fenomena Unik, Gunung Rinjani Bertopi Putih Gemparkan Dunia Maya
Fenomena Gunung Rinjani bertopi putih. (Twitter/@suyadelalu)

Suara.com - Jagat maya Indonesia tengah dihebohkan dengan foto Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tampak bertopi putih.

Beda dari pada sebelumnya, fenomena unik itu langsung menyedot perhatian warganet. Foto tentang fenomena unik tersebut dibagikan oleh akun Twitter @suryadelalu pada Kamis (17/7/2019).

Dari dua foto yang dibagikan, tampak pucak Gunung Rinjani yang merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia diselimuti oleh kabut warna putih. Kabut itu membentang secara sempurna mengikuti struktur gunung.

Pantas saja kalau banyak orang yang menyebut kabut putih itu seperti topi atau surban. Seperti halnya dengan caption yang dituliskan oleh @suryadelalu dalam unggahannya.

"Rinjani bersurban putih," cuitnya.

Fenomena Gunung Rinjani bertopi putih. (Twitter/@suyadelalu)
Fenomena Gunung Rinjani bertopi putih. (Twitter/@suyadelalu)

Seketika foto itu langsung dibanjiri komentar dari warganet, tak terkecuali anggota DPD RI Fahira Idris. Wanita berusia 51 tahun itu memuji kecantikan Gunung Rinjani tersebut.

"Beautiful," tulis @fahiraidris.

Fahira Idris turut komentari fenomena Gunung Rinjani bertopi putih. (Twitter/@suyadelalu)
Fahira Idris turut komentari fenomena Gunung Rinjani bertopi putih. (Twitter/@suyadelalu)

Seketika komentar tersebut mendapat balasan dari netizen @LindoTaehyung1 yang kemudian mengenang kisah Nabi Muhammad SAW.

"Jadi ingat Rasulullah Muhammad SAW saat masih kecil yang dinaungi awan saat ikut berdagang ke Syam bersama dengan pamannya Abu Thalib dan kemudian bertemu dengan pendeta Buhaira," sahutnya.

Baca Juga: Fenomena Gunung Rinjani Bertopi Dikaitkan Dengan Gempa, BMKG: Hanya Rumor

Penjelasan BMKG

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram Agus Rianto menyatakan fenomena Gunung Rinjani bertopi tersebut tak ada sangkut pautnya dengan gempa yang kerap melanda NTB.

"Itu fenomena alam dari awan lenticular," ujarnya, Rabu (17/7/2019).

Ia menegaskan, fenomena alam lenticular tidak terkait atau tidak berkaitan dengan terjadinya gempa bumi.

"Tidak ada kaitannya, itu hanya rumor, awan caping itu berbahaya bagi penerbangan, bukan tanda-tanda terjadinya gempa," tegas Agus.

Untuk diketahui, bentuk awan seperti topi atau caping atau piring raksasa dan awan yang melingkari puncak gunung, disebut Awan Lenticular.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI