Dubes RI Djauhari Oratmangun: China Dukung Kita Jadi Pusat Produksi Vaksin

Kamis, 29 Oktober 2020 | 12:15 WIB
Dubes RI Djauhari Oratmangun: China Dukung Kita Jadi Pusat Produksi Vaksin
Ilustrasi wawancara. Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun. [Foto: Dok. KBRI / Olah gambar: Suara.com]

Betul.

Artinya kan perlu kreatif dan proaktif juga ya?

Oh harus itu. Kita lakukan banyak di sini. Termasuk nanti malam saya akan makan malam dengan investor besar. Dengan Jack Ma, saya sudah bertemu beberapa kali. He is very simple man. Kita sama-sama melihat bagaimana 11.11 di tahun 2018 itu bisa menghasilkan US$ 29,7 miliar hanya dalam satu malam penjualan.

Tahun ini akan digelar lagi meski pandemi?

Iya sama. 11.11 itu gelaran setiap tahun. Saya sudah ikut dua kali. Pertama diundang khusus tahun 2018, kedua di 2019. Saat ini saya lagi bahas dengan JD.com, jadi ya mudah-mudahanlah.

Program 11.11 Alibaba di 2020 ada tema khusus?

Saya belum tahu. Belum dapat undangan dari mereka. Biasa mereka undang untuk Taobao kan. Waktu 2018 saya resmikan Paviliun Indonesia di Tmall. Itu punya Alibaba. Jadi kita sudah punya Paviliun Indonesia di Alibaba. Paviliun maksudnya di platformnya ya. Begitu juga di JD. Cuma sekarang saya lagi bahas dengan JD untuk menambah...

Kemarin di Shanghai itu dengan tim Paopao, sudah mulai juga. Nanti saya kirim fotonya. Kemarin kita dagang di sana.

Sekalian foto yang lain juga video ya Pak.

Baca Juga: Penelitian Awal Vaksin Sinovac Dilakukan di Luar Negeri, Ini Kata BPOM

Oke. Saya musti cari kalo yang Alibaba. Malah Alibaba itu, istri saya pernah diminta tampil nyanyi. Itu ditonton oleh 900an juta orang, sebelum masuk video Bapak Presiden waktu memperkenalkan product-product Indonesia.

Pak Presiden kita itu luar biasa loh. Mau buat video untuk memperkenalkan product-product Indonesia.

Jadi begini, China ini kan pasar yang besar. Semua orang bersaing untuk masuk ke pasar sini atau untuk menggaet kerjasama. Karena diplomasi yang baik, hubungan kita dengan China itu semakin membaik.

Nah, bagaimana sekarang hubungan baik itu harus kita buat ke dalam bentuk angka. Selalu saya kalo ngomong sehari-hari, bahasa saya begini: kita ini dulu kan teman, sekarang kita jadi sahabat, mestinya sahabat itu mendapatkan perlakukan-perlakukan istimewa, khusus; mestinya itu terrefleksi di angka-angka. Angka-angka itu adalah perdagangan, investasi, pariwisata, dan digital ekonomi. Karena ini yang kelak akan men-drive ekonomi kita. Nah itu bahasa simple saya kepada mereka seperti itu.

Tapi pemahaman kita dengan mereka soal hubungan ini sama kan Pak? Artinya hubungan yang saling menghormati dan menguntungkan.

Oh iya. Mereka merasa dekat. Saya kan sudah menyaksikan bagaimana pertemuan menteri-menteri itu. Keakraban ada di situ. Begitu juga, jangan lupa, bahwa Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping itu kan dekat. Selama periode COVID ini saja, mereka telah melakukan pembicaraan per telepon kan tiga kali. Itu gak ada kepala negara lain, kepala negera Indonesia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI