Suara.com - Menjadi sosok yang merakyat memang tak banyak orang punya karakter ini. Biasanya orang-orang yang berangkat dari akar rumput lebih banyak menyentuh masyarakat dan mendapat dukungan penuh dari warga.
Hal itu yang dirasakan mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Harda Kiswaya. Pria asli kelahiran Sleman, DIY ini mendapat banyak dukungan rakyat. Bahkan selepas pensiunnya sebagai ASN di Pemkab Sleman, arak-arakan panjang mengantarnya pulang ke rumahnya yang ada di Godean, Sleman.
Sosok sederhana yang ada dalam diri Harda Kiswaya menjadi salah satu daya tarik masyarakat yang akhirnya memberikan dukungan selama bertugas di Pemkab Sleman.
Tak jarang manuver yang ia lakukan untuk kepentingan banyak orang diapresiasi dan banyak membantu orang-orang.
Suara.com bekesempatan bebincang secara eksklusif di rumahnya yang terletak di Godean. Berikut beberapa kisah perjalanan hidup putra asli Sleman yang banyak memberikan kontribusi ke masyarakat:
Lahir di Sleman, apakah Anda memiliki latar belakang keluarga yang bertugas di pemerintahan?
Bapak saya itu dulu pamong desa dulu jogoboyo di kelurahan Sidoagung (Sleman) kemudian mendekati atau bukan mendekati ada pergantian undang-undang berkaitan dengan pembatasan masa jabatan lurah-lurah lama pensiun bapak maju. Alhamdulillah jadi lurah Desa Sidoagung, jadi saya memang dari keluarga pamong (bekerja di pemerintahan).
Apakah pendidikan Anda juga berkaitan dengan kepemerintahan, mengingat bapak salah satu pelayan masyarakat?
Saya sekolah besar itu hanya di Sleman, saya enggak pernah keluar dari Sleman, asli Sleman. Jadi saya itu original, saya original. SD ini sebelah rumah ini sekarang sudah tutup karena enggak ada murid. Terus SMP-nya, di SMP 1 Godean itu sebelah barat kampung ini kemudian saya SLTA-nya itu kejuruan.
Kemudian saya melanjutkan di Fakultas Ekonomi jurusan akuntansi UII. Lulus S1, saya mengabdi (bekerjat) di swasta sekitar tiga tahunan, kemudian saya diterima PNS dan ditempatkan di Kabupaten Sleman, kemudian ada kesempatan sekolah lagi, saya S2 di UPN sehingga saya produksi Sleman.
Apakah memang sudah bercita-cita akan melanjutkan aktivitas seperti almarhum bapak sebagai pegawai pemerintahan?
Saya diterima di PNS ini bapak yang dorong, karena bapak itu seorang pejabat kelurahan (desa) kan dia melayani masyarakat dia hanya sampaikan ke saya pada saat saya diterima di pns ini di Kabupaten 'wah aku seneng banget kowe iso ngabdi neng pemerintah melayani masyarakat' (saya senang sekali kamu bisa mengabdi di pemerintahan untuk masyarakat).
Nah dari dorongan bapak itu saya menapaki karir saya di Pemkab Sleman karena dulu saya tiga tahun di swasta itu di akuntan publik, saya akuntan publik selanjutnya lagi dapat promosi. Nah, karena waktu ada lowongan penerimaan PNS saya lamar diterima, alhamdulillah ya saya tuh ganti haluan. Kemarin berkecimpung dengan akuntansi kemudian saya berkunjung dengan pelayanan masyarakat tapi tidak jauh dari latar pendidikan saya yang ditempatkan di Dinas Pendapatan Daerah yang notabene ngurusi pendapatan daerah. Jadi itu tidak lepas dari latar belakang pendidikan saya akuntansi itu.
Saya itu alhamdulillah, amat sangat bersyukur di Dinas Pendapatan Daerah itu ganti nama dan sebagainya, saya belum pernah dipindah oleh bupati kecuali ditempatkan di institusi yang mencari keuangan daerah, baik pendapatan daerah, pokoknya tidak lepas dari itu, sehingga saya amat sangat paham lika-liku, proses pengeluaran keuangan daerah.
Nah saat saya pindah itu jadi Sekretaris Daerah (Sekda), oke sehingga berkaitan dengan kepindahan saya ini semakin menguatkan saya bagaimana melayani masyarakat dengan baik karena pada saat saya di BKD atau dulu di BENDA itu saya hanya berkecimpung bagaimana suksesnya pengelolaan keuangan daerah. Tapi kalau di Sekda bagaimana kepentingan masyarakat semuanya bisa terpenuhi, bisa tercukupi. Goal gather-nya nanti di pemerintah daerah sebelum nanti pertanggungjawabannya ke bupati.