Selamat dari Krisis Moneter
Tahun 1998, PT Sritex mampu bertahan dari dampak krisis moneter yang melanda Indonesia. Bahkan, pada tahun 2001, perusahaan ini berhasil melipatgandakan pertumbuhannya hingga delapan kali lipat sejak pertama kali terintegrasi pada 1992.
Tahun 2013, PT Sritex resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham SRIL, menandai tonggak penting dalam ekspansi bisnisnya.
Tahun 2014, Iwan S Lukminto, Direktur Utama sekaligus putra dari pendiri PT Sritex, menerima penghargaan Businessman of the Year dari Majalah Forbes Indonesia dan EY Entrepreneur of the Year dari Ernst & Young.
Keberhasilan ini disusul dengan penerbitan obligasi global senilai US$ 150 juta pada tahun 2017, yang dijadwalkan jatuh tempo pada 2024.
Rekor MURI
Prestasi PT Sritex juga tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) melalui berbagai kegiatan yang melibatkan jumlah peserta besar. Tahun 2015, PT Sritex mendapatkan penghargaan sebagai Pelopor Penciptaan Investor Saham Terbesar dalam Perusahaan.
Satu tahun kemudian, perusahaan ini mencatatkan rekor MURI untuk jumlah peserta terbanyak dalam penyuluhan narkoba yang diadakan oleh satu perusahaan, dengan partisipasi 30 ribu karyawan.
Tahun 2019, PT Sritex kembali mencetak rekor baru melalui kegiatan kerja bakti massal yang melibatkan 38 ribu karyawan. Kegiatan tersebut diadakan untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-74 sekaligus HUT Sritex yang ke-53. Kegiatan ini mencatatkan rekor untuk Kerja Bakti di Lingkungan Perusahaan dengan Jumlah Karyawan Terbanyak.