Indonesia akan Libatkan Petani dan Guru untuk Perangi Sentimen Anti-Sawit

SiswantoABC Suara.Com
Jum'at, 12 November 2021 | 05:33 WIB
Indonesia akan Libatkan Petani dan Guru untuk Perangi Sentimen Anti-Sawit
Petani kelapa sawit saat memanen hasil kebunnya di Duri, Kabupaten Bengkalis. [Suara.com/Panji Ahmad Syuhada]

Suara.com - Industri kelapa sawit raksasa Indonesia, yang telah lama menjadi target kelompok hijau aktivis lingkungan global, melabuhkan perlawanannya ke dalam negeri ketika mencoba bertahan mengatasi sentimen anti-kelapa sawit yang tumbuh di antara generasi muda Indonesia yang lebih sadar lingkungan.

Indonesia, produsen minyak sawit terbesar dunia, sedang melatih petani dan guru serta menjalankan kampanye media sosial untuk menyoroti "aspek positif" dari industri senilai $50 miliar.

Para pecinta lingkungan telah mengaitkan minyak sawit, yang ditemukan di banyak produk mulai dari keripik kentang hingga sabun, dengan pembukaan lahan, perusakan habitat, dan kebakaran hutan.

Indonesia memiliki kawasan hutan tropis terbesar ketiga di dunia, hutan belantara luas yang dianggap penting untuk mengatasi dampak perubahan iklim, sekaligus rumah bagi spesies yang terancam punah seperti orang utan, harimau, dan badak.

Setidaknya 1,6 juta hektar hutan dan lahan lainnya terbakar pada 2019 dan kerugian diperkirakan mencapai $5,2 miliar karena kabut asap menyelimuti Indonesia dan negara-negara tetangga.

Analisis Greenpeace menunjukkan sekitar sepertiga kebakaran hutan di Indonesia terjadi di areal sawit dan pohon bahan baku bubur kertas.

Namun, pemerintah ingin menyoroti aspek positif dari industri yang mempekerjakan lebih dari 15 juta orang Indonesia dan menghasilkan sekitar 13 persen dari ekspor Indonesia.

BPDP telah bekerja sama dengan Asosiasi Petani Kecil untuk memberikan program pelatihan media kepada petani sawit agar mereka dapat berkontribusi pada artikel berita dan konten media sosial yang menyentuh inovasi di industri kelapa sawit, serta pentingnya bagi perekonomian nasional. dan mata pencaharian masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Asam Lemak yang Terkandung di Minyak Kelapa Sawit Bisa Menyebabkan Penyebaran Sel Kanker

BPDP juga telah bekerja sama dengan Persatuan Guru Indonesia untuk mengadakan lokakarya bagi guru di seluruh nusantara untuk "Mengungkap Mitos dan Fakta" tentang kelapa sawit.

“Dalam pemahaman saya, kelapa sawit adalah penyumbang devisa terbesar, tapi… ada juga informasi yang mungkin agak negatif,” kata Sukiter, seorang guru yang berbasis di kota Yogyakarta yang menghadiri acara tersebut.

"Tapi (berdasarkan) penjelasan tadi (di workshop), banyak sekali manfaat kelapa sawit," ujarnya dalam video promosi program tersebut.

Muda dan peduli lingkungan

Aktivis lingkungan selama beberapa dekade mencoba menyebarkan pesan anti-kelapa sawit di kalangan anak muda Indonesia, yang menjadi lebih mudah menerima seruan global melalui internet dan media sosial untuk memerangi perubahan iklim.

Ini telah mendorong industri kelapa sawit Indonesia untuk mencoba melawan apa yang dilihatnya sebagai penyebaran informasi sepihak di dalam negeri, kata Toggar Sitanggang, wakil ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) kepada Reuters.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI